Tips Adopsi AI buat Bisnis Biar Produktivitas Naik Terus

- Adopsi kecerdasan buatan (AI) melonjak tajam dalam beberapa tahun terakhir, membantu mempercepat proses pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi operasional.
- Pendekatan hybrid dan teknis adopsi AI yang mudah perlu dipertimbangkan agar dapat menjaga kontrol terhadap data dan proses internal serta mempermudah pengguna dalam mengambil keputusan bisnis.
- Aspek keamanan juga penting dalam adopsi AI, peningkatan terus dilakukan dari segi keamanan, kecerdasan memahami proses bisnis, hingga penyajian informasi dalam berbagai bentuk.
Jakarta, IDN Times - Adopsi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) melonjak tajam dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan catatan HashMicro, perusahaan perangkat lunak ERP di Asia Tenggara mulai memanfaatkan AI.
Perusahaan-perusahaan di berbagai sektor memanfaatkan AI untuk mempercepat proses pengambilan keputusan, meningkatkan efisiensi operasional, dan menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih personal.
Transformasi itu bukan lagi sebatas inisiatif teknologi, tetapi telah menjadi bagian dari strategi bisnis jangka panjang. Namun, di dalam praktiknya, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Berikut tips adopsi AI dalam bisnis.
1. Penggunaan AI harus dipantau

HaschMicro mencatat, di Asia Tenggara, makin banyak perusahaan mulai menerapkan pendekatan hybrid, menggabungkan sistem lokal dan cloud, untuk mengadopsi AI dengan tetap menjaga kontrol terhadap data dan proses internal.
Hal itu mencerminkan kebutuhan akan fleksibilitas, skalabilitas, dan kepatuhan terhadap regulasi setempat. Dalam konteks ini, AI bukan hanya menjadi alat bantu, tapi mitra strategis untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing bisnis.
Oleh sebab itu, smart assistant berbasis AI dinilai perlu dalam melancarkan adopsi AI itu sendiri. Misalnya pada platform WhatsApp untuk bisnis, smart assistant berbasis AI bisa membantu mengakses laporan, mengatur jadwal, hingga merespons kebutuhan operasional, semua dalam satu alur percakapan yang sederhana dan efisien.
2. Pilih teknis adopsi AI yang mudah

Tak kalah penting, dalam adopsi AI, teknisnya harus bisa dilakukan dengan mudah. HashMicro misalnya memberikan pendekatan yang bukan hanya soal teknologi canggih, tapi juga soal kemudahan penggunaan. Misalnya dengan layanan Hashy, yang bisa digunakan tanpa perlu pelatihan teknis yang rumit, dan bisa digunakan oleh siapa pun.
“Teknologi ini kami hadirkan bukan hanya untuk memudahkan, tapi juga untuk memberdayakan pengguna,” kata Chief of Business Development HashMicro, Lusiana Lu dikutip Kamis, (3/7/2025).
Dia menjelaskan, Hashy merupakan representasi nyata dari bagaimana AI bisa membawa perubahan berarti di dunia kerja.
Bukan hanya untuk mempercepat, tetapi juga mempermudah dan membuat keputusan bisnis menjadi lebih tajam. Sebab, ada proses riset dan pengembangan yang matang serta visi jangka panjang yang kuat dari tim pengembang. Teknologi itu juga dibuat atas dasar pemahaman mendalam terhadap tantangan yang dihadapi pelaku usaha di lapangan.
3. Perhatikan aspek keamanan

Di dalam adopsi AI, aspek keamanan juga tak boleh terlupakan. HashMicro menyatakan peningkatan terus dilakukan dari segi keamanan, kecerdasan memahami proses bisnis, hingga penyajian informasi dalam bentuk teks, suara, gambar, maupun video.
Dengan adopsi AI yang tepat, perusahaan bisa menavigasi perubahan lebih lincah, sekaligus memperkuat daya saing di pasar yang makin kompetitif.