4 Tantangan Pebisnis Gen Z dan Cara Mengatasinya

Banyak Gen Z yang bermimpi jadi pengusaha, kamu juga?

Jakarta, IDN Times - Gen Z disebut-sebut memiliki semangat berwirausaha yang jauh lebih besar dibandingkan generasi lain, meskipun banyak tantangan bisnis yang mereka hadapi sama.

Menurut survei yang dilakukan oleh GOBankingRates, lebih dari setengah (51 persen) orang berusia 18 hingga 24 tahun bermimpi menjadi pengusaha, dan 14 persen sudah melangkah. Itu merupakan persentase yang lebih tinggi dibanding kelompok usia lainnya.

Tetapi bagi sebagian besar pengusaha Gen Z, mengubah bisnis menjadi kisah sukses tidaklah mudah. Berikut adalah empat tantangan terbesar yang mereka hadapi.

Baca Juga: Tips Keuangan untuk Mempersiapkan Pernikahan, Poin Pertama Sering Skip

1. Kurangnya sumber daya

4 Tantangan Pebisnis Gen Z dan Cara Mengatasinyailustrasi pebisnis (freepik.com/rawpixels.com)

Hasil survei terbaru dari 500 pemilik bisnis di Amerika yang dilakukan oleh iStock menemukan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi pengusaha Gen Z adalah kurangnya sumber daya seperti uang, orang, dan waktu. Hampir dua pertiga (62 persen) menyebutkan ini sebagai tantangan terbesar.

Kekurangan sumber daya bukanlah hal baru. Itu telah menghantui pengusaha muda selama berabad-abad. Di masa lalu, cara utama untuk mengatasi tantangan itu adalah mencari pendanaan dari bank, investor, keluarga/teman, dan pemberi pinjaman lainnya.

Opsi tersebut masih tersedia hari ini. Tetapi Gen Z memiliki opsi lain yang tidak dimiliki oleh generasi sebelumnya, yakni crowdfunding, yang memungkinkan kamu mengumpulkan jumlah uang besar dengan cepat untuk bisnis baru kamu.

2. Membuat rencana bisnis

4 Tantangan Pebisnis Gen Z dan Cara Mengatasinyailustrasi membuat rencana anggaran (pexels.com/Karolina Grabowska)

Para pengusaha muda sering memiliki ide inovatif tentang produk dan layanan yang bisa menjadi favorit di kalangan konsumen. Namun, banyak yang kurang memiliki keterampilan dasar untuk mengembangkan rencana bisnis.

Seperti yang dicatat dalam blog dari firma layanan hukum dan konsultan Wolters Kluwer, rencana bisnis adalah "blueprint" untuk usaha kamu yang menetapkan identitas, penawaran, merek, dan peta menuju kesuksesan. Tanpanya, kamu akan kesulitan menarik investor dan pelanggan serta melewati berbagai tahap pertumbuhan.

Solusi terbaik adalah menjalin hubungan dengan para ahli bisnis berpengalaman, konsultan, dan pengusaha lainnya untuk memanfaatkan keahlian mereka dalam membimbing kamu dalam mengembangkan rencana bisnis.

Beberapa inkubator bisnis akan menyediakan layanan ini secara gratis, sementara dalam kasus lain, kamu mungkin perlu menginvestasikan sebagian uang kamu untuk mempekerjakan para ahli.

Baca Juga: Yuk Jadi Pengusaha! Ini Ide Bisnis di Tahun Naga Kayu 2024

3. Keamanan data

4 Tantangan Pebisnis Gen Z dan Cara Mengatasinyailustrasi keamanan data (pixabay.com/Foundry Co)

Kejahatan dunia maya telah menjadi masalah besar di era perdagangan digital, hal yang tidak terlalu menjadi perhatian generasi sebelumnya. Bagi pengusaha Gen Z, melawan peretas, pelanggaran data, dan ancaman lainnya harus menjadi prioritas utama.

Itu tidak hanya berarti menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat tetapi juga mengadopsi teknologi terbaru seiring perkembangan peretas. Hal ini berlaku bahkan untuk startup kecil yang bisnisnya hanya berdasarkan sebuah aplikasi.

4. Meningkatkan visibilitas

4 Tantangan Pebisnis Gen Z dan Cara Mengatasinyailustrasi promosi di media sosial (unsplash.com/Austin Distel)

Dalam survei iStock, sekitar setengah dari pengusaha Gen Z menyebut salah satu tantangan terbesar mereka adalah meningkatkan visibilitas dan menghasilkan prospek berkualitas. Ini pada dasarnya berarti menempatkan merek kamu di depan lebih banyak orang dan mengembangkan jaringan yang lebih besar dari klien potensial.

Kecuali kamu memiliki dukungan dari mitra atau investor berprofil tinggi, kamu akan memulai sebagai entitas yang tidak dikenal dan kemudian membangun merekmu dari situ. Hal ini terutama menjadi masalah bagi pengusaha Generasi Z karena bidang ini begitu ramai dengan pengusaha Generasi Z lainnya.

Sekali lagi, solusi terbaik bergantung pada jaringan. Cari mitra pemasaran/branding yang memiliki keahlian dalam niche kamu dan alat untuk menyebarkan informasi.

Baca Juga: Perbedaan B2B, B2C, dan C2C dalam Bisnis E-commerce

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya