Bappenas Kaji Frekuensi Makan Siang Gratis Buat Siswa, Tak Tiap Hari?

Ada beberapa aspek yang dikaji

Jakarta, IDN Times - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menekankan pentingnya menentukan frekuensi pemberian makan siang gratis dalam program yang digagas presiden terpilih, Prabowo Subianto.

Menurutnya, frekuensi tersebut harus dipastikan agar program tersebut dapat berjalan efektif. Hal itu merupakan bagian dari kajian yang perlu dilakukan untuk memastikan jalannya program makan siang gratis tersebut.

“Frekuensinya seminggu berapa kali? Dua kali kah? Tiga kali? Itu harus dipastikan,” kata dia dalam Musrenbangnas 2024: Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan di JCC, Jakarta, Senin (6/5/2024).

1. Bappenas kaji sasaran kelompok penerima makan siang gratis

Bappenas Kaji Frekuensi Makan Siang Gratis Buat Siswa, Tak Tiap Hari?Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa di usai acara Musrenbangnas 2024: Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan di JCC, Jakarta, Senin (6/5/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Suharso menjelaskan, dalam proses pengkajian program makan siang gratis, pihaknya mempertimbangkan secara teknokratis siapa yang menjadi target penerima manfaat.

Hal itu merupakan bagian dari tugas Bappenas untuk merasionalkan program-program pemerintah. Suharso menekankan pentingnya identifikasi target kelompok yang paling layak untuk menerima program tersebut.

“Kita merasionalkan secara teknokratis, karena itu tugasnya dari Bappenas, siapa yang paling pantas untuk mendapatkan itu? Jadi target grupnya,” ujar dia.

Baca Juga: Bappenas Masih Cari Sumber Dana untuk Realisasikan Makan Siang Gratis

2. Kadar gizi dan pemasok bahan makanan juga masuk kajian Bappenas

Bappenas Kaji Frekuensi Makan Siang Gratis Buat Siswa, Tak Tiap Hari?Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kajian untuk program makan siang gratis, salah satu yang juga menjadi pertimbangan adalah standar gizi. Hal itu mencakup penentuan jumlah kalori yang akan diberikan kepada penerima manfaat.

“Berapa kalori yang akan kita berikan? Berapa persen dari kebutuhan kalori satu hari? Apakah 30 persen, apakah 40 persen, apakah 50 persen? Nah itu,” sebutnya.

Sejalan dengan itu, salah satu pertimbangan yang penting adalah jenis-jenis makanan yang disediakan. Dia menekankan makanan yang digunakan harus berasal dari jenis-jenis makanan lokal yang tersedia di daerah yang melaksanakan program makan siang gratis.

Hal itu bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan mendukung para produsen lokal. Suharso mencontohkan dalam program tersebut, tidak boleh memasok telur dari tempat lain, membeli tempe, tahu, atau ikan dari daerah lain.

“Tetapi adalah di tempat itu sendiri sehingga bisa menumbuhkembangkan ekonomi yang ada di sana,” tuturnya.

Baca Juga: Gibran: Program Makan Siang Gratis Mulai Digodok Supaya Tepat Sasaran

3. Bappenas juga kaji pihak yang akan mengorganisir makan siang gratis

Bappenas Kaji Frekuensi Makan Siang Gratis Buat Siswa, Tak Tiap Hari?Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Suharso menyatakan hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan program makan siang gratis adalah pengorganisasian pelaksanaannya. Dia menegaskan pentingnya menentukan lembaga atau entitas mana yang akan bertanggung jawab atas pelaksanaan program tersebut.

Dia juga menyoroti pengalaman yang sudah dimiliki pemerintah dalam hal belanja operasional sekolah (BOS). Pihaknya akan mempertimbangkan apakah model pengorganisasi yang telah terbukti efektif dalam BOS dapat diterapkan juga untuk program makan siang gratis.

Namun demikian, Suharso menekankan pengorganisasiannya tidak dapat sepenuhnya disentralisasi. Hal itu dikarenakan akan ada risiko terjadinya berbagai masalah yang tidak diinginkan.

“Kita sudah punya pengalaman dengan belanja operasional sekolah. Kita akan timang apakah itu dimungkikan seperti itu. Karena kita tidak bisa disentralisir,” tambahnya.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya