Bisakah Contract Farming ala Anies Setop Ketergantungan Impor Pangan?

Sebut sistem distribusi belum efisien

Jakarta, IDN Times - Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) menyiapkan program contract farming di sektor pangan apabila terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.

Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Amin Subekti mengatakan program tersebut bertujuan untuk memberikan kepastian pembelian hasil panen petani.

Hal itu dia sampaikan saat menjawab pertanyaan terkait kebijakan impor dalam talkshow Gen-Z Memilih Special bertema "Pengusaha Indonesia Jadi Tuang Rumah di Negeri Sendiri" di IDN Media HQ, Jakarta, Selasa (5/12/2023).

"Terkait dengan impor dan seterusnya, di dalam visi-misi kami, gagasan kami adalah kita ingin mengembangkan salah satunya kemandirian pangan. Nah kemandirian pangan yang dilakukan oleh pemerintah DKI pada saat itu adalah melalui skema contract farming atau corporate farming," ujarnya.

Baca Juga: Untung-Rugi Food Estate dengan Contract Farming, Bagusan Mana?

1. Sebut sistem distribusi pangan di Indonesia belum efisien

Bisakah Contract Farming ala Anies Setop Ketergantungan Impor Pangan?Ilustrasi persawahan (IDN Times/Herka Yanis)

Amin mengatakan persoalan yang dialami oleh para petani saat ini adalah sistem distribusi yang tidak efisien.

"Jadi sebenarnya, tanah-tanah kita, petani-petani kita juga punya produksi, hanya sistem distribusinya yang tidak efisien," tutur Amin.

Oleh karenanya, Anies-Cak Imin menawarkan program contract farming yang diharapkan dapat memberikan kepastian kepada para petani karena telah berkontrak dengan pusat-pusat produksi.

"Nah, kalau aliran distribusi itu jalan, maka dengan sendirinya kebutuhan-kebutuhan pusat-pusat konsumsi itu bisa dipenuhi oleh pusat-pusat produksi," jelasnya.

2. Contract farming bisa genjot produksi karena ada kepastian buat petani

Bisakah Contract Farming ala Anies Setop Ketergantungan Impor Pangan?Ilustrasi. Petani memanen padi di kawasan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten. (IDN Times/Herka Yanis P.)

Ketika petani belum bisa memenuhi kebutuhan pangan di pusat-pusat konsumsi, dia meyakini contract farming mampu menggenjot produktivitas petani.

Petani akan dengan sendirinya menggenjot produksi ketika mereka mendapatkan kepastian hasil panennya ada yang beli.

"Ketika mereka punya kontrak, maka mereka juga terdorong untuk berproduksi lebih. Nah, ini langkah-langkah yang dilakukan secara riil supaya kita makin lama, makin mandiri terhadap hal yang paling basic di dalam kehidupan kita, itu adalah pangan," tambah Amin.

3. Anies mau ganti program food estate dengan contract farming

Bisakah Contract Farming ala Anies Setop Ketergantungan Impor Pangan?Anies Baswedan dalam Sesi "The Future of Indonesia Democracy" IMGS 2022 pada Jumat (30/9/2022). (IDN Times/Tata Firza & Reynaldy)

Sebelumnya, Anies Baswedan ingin mengganti program food estate (lumbung pangan) dengan sistem contract farming. Sebab, dia menilai program lumbung pangan tersebut tidak memberikan kesejahteraan kepada para petani.

"Mengapa food estate tidak menjadi opsi, karena ini adalah pendekatan negara secara sentralistik. Kedua, kepastian hasil tani hanya pada mereka yang berada di kawasan food estate dan ini praktiknya sebuah produksi pertanian berbasis korporasi," ujar Anies ketika berbicara di Kongres Orang Muda Pulihkan Indonesia di Balai Kartini pada Sabtu (25/11/2023).

"Sementara, yang kita butuhkan agar petani-petani yang tempatnya ada di seluruh Indonesia bisa mendapatkan kesetaraan kesempatan," tambah dia.

Baca Juga: Anies Bakal Hapus Program Food Estate, Diganti Contract Farming

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya