Daftar Fasilitas Carbon Capture and Storage Terbesar di Dunia

Ada Indonesia?

Jakarta, IDN Times - Fasilitas penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS) berskala besar, yang bertujuan mengurangi emisi karbon, tersebar di seluruh dunia dengan kapasitas berbeda.

Menurut data Statista pada 2022, terdapat 29 fasilitas CCS berskala besar yang sudah beroperasi, dan ada tambahan 11 fasilitas dalam tahap konstruksi.

Berikut, fasilitas CCS yang tersebar di seluruh dunia!

Baca Juga: Mengupas Istilah Carbon Capture Storage yang Ditanya Gibran ke Mahfud

1. Fasilitas CCS terbesar di dunia

Daftar Fasilitas Carbon Capture and Storage Terbesar di DuniaLangit biru dengan kata CO2(istockphoto.com/Tomas Ragina)

Fasilitas CCS terbesar di dunia dimenangkan oleh Petrobras Santos Basin Pre-Salt Oil Field CCS di Brasil dan Shute Creek Gas Processing Plant di Amerika Serikat. Masing-masing memiliki kapasitas sebesar 7 juta metrik ton per tahun.

Kemudian, disusul Century Plant di Amerika Serikat yang memiliki kapasitas 5 juta metrik ton per tahun.

Fasilitas lainnya yang ikut serta dalam upaya ini meliputi Gorgon Carbon Dioxide Injection (Australia) dengan kapasitas 4 juta metrik ton, Great Plains Synfuels Plant dan Weyburn-Midale (Amerika Serikat) dengan kapasitas 3 juta metrik ton, dan Qatar LNG CCS di Qatar dengan kapasitas 2,2 juta metrik ton.

Baca Juga: Bahlil: Bahaya Kalau Cawapres Gak Ngerti Carbon Capture Storage

2. Fasilitas CCS dengan kapasitas 1 juta metrik ton

Daftar Fasilitas Carbon Capture and Storage Terbesar di Duniailustrasi emisi karbon dari pabrik (unsplash.com@marcinjozwiak)

Alberta Carbon Trunk Line (ACTL) di Kanada, yang bekerja sama dengan North West Redwater Partnership's Sturgeon Refinery CO2 Stream, memiliki kapasitas CCS sebesar 1,6 juta metrik ton.

Fasilitas lain yang turut berkontribusi termasuk Quest (Kanada) dengan kapasitas 1,3 juta metrik ton, Sleipner CO2 Storage di Norwegia dengan kapasitas 1 juta metrik ton, dan Air Products Steam Methane Reformer (Amerika Serikat) dengan kapasitas 1 juta metrik ton per tahun.

Sinopec Qilu-Shengli CCS di China, Illinois Industrial Carbon Capture and Storage di Amerika Serikat, serta Boundary Dam CCS di Kanada masing-masing memiliki kapasitas sebesar 1 juta metrik ton per tahun.

Baca Juga: Momen Gibran Tanya Mahfud Soal Regulasi Carbon Capture and Storage

3. Fasilitas CCS dengan kapasitas di bawah 1 juta metrik ton

Daftar Fasilitas Carbon Capture and Storage Terbesar di DuniaTeknologi pengurangan emisi gas suar. (dok. ARTekhno)

Fasilitas Coffeyville Gasification Plant di Amerika Serikat memiliki kapasitas sebesar 0,9 juta metrik ton per tahun.

Fasilitas lainnya seperti Uthmaniyah CO2-EOR Demonstration di Arab Saudi, Abu Dhabi CCS di Uni Emirat Arab, dan Snøhvit CO2 Storage di Norwegia memiliki kapasitas masing-masing sekitar 0,8 juta, 0,8 juta, dan 0,7 juta metrik ton per tahun.

Selain itu, CNPC Jilin Oil Field CO2-EOR di China memiliki kapasitas 0,6 juta metrik ton per tahun, sedangkan Terrell Natural Gas Processing Plant dan Core Energy CO2-EOR di Amerika Serikat memiliki kapasitas berturut-turut sebesar 0,5 juta dan 0,35 juta metrik ton per tahun.

Selanjutnya, Alberta Carbon Trunk Line (ACTL) dengan Nutrien CO2 Stream di Kanada memiliki kapasitas sebesar 0,3 juta metrik ton per tahun.

Selain itu, fasilitas seperti PCS Nitrogen, Arkalon CO2 Compression Facility, dan Enid Fertilizer di Amerika Serikat masing-masing memiliki kapasitas 0,3, 0,29, dan 0,2 juta metrik ton per tahun.

Sementara itu, Glacier Gas Plant MCCS di Kanada, Red Tail Energy di Amerika Serikat, MOL Szank field CO2 EOR di Hungaria, serta proyek Karamay Dunhua Oil Technology dan Bonanza BioEnergy di Amerika Serikat, turut berkontribusi dengan kapasitas masing-masing sebesar 0,2, 0,18, 0,16, dan 0,1 juta metrik ton per tahun.

Baca Juga: Pertamina Nyatakan Kesiapan jadi Pemain Utama Penyimpan Karbon  

4. Bagaimana dengan fasilitas CCS di Indonesia?

Daftar Fasilitas Carbon Capture and Storage Terbesar di DuniaPenandatanganan kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan ExxonMobil terkait pengembangan Carbon Capture Storage (CCS) di Laut Jawa. Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro, dan Irtiza Sayyed, President of Low Carbon Solutions, ExxonMobil Asia Pacific Pte. Ltd di Washington DC, Senin (13/11). (dok. Pertamina)

Indonesia memiliki potensi penyimpanan karbon hingga 400 giga ton. Potensi tersebut dianggap sebagai peluang bisnis dan investasi yang signifikan bagi Indonesia. Sejalan dengan itu, Indonesia telah menandatangani dua perjanjian terkait CCS pada Pertemuan Bilateral AS-Indonesia. 

Perjanjian yang ditandatangani, yaitu Amendemen Pokok-Pokok Perjanjian (HOA) antara Pertamina dan ExxonMobil, serta Nota Kesepahaman (MOU) antara Pemerintah Indonesia dan ExxonMobil.

MOU antara Pemerintah Indonesia dan ExxonMobil melibatkan investasi sebesar 15 miliar dolar AS dalam industri yang bertujuan mencapai emisi CO2 nol. Sebagai perbandingan, proyek CCS Quest di Kanada membutuhkan 1,35 miliar dolar AS untuk kapasitas 1,2 juta ton CO2 per tahun.

Selain itu, Pertamina juga telah memulai implementasi teknologi CCS/CCUS dengan melakukan injeksi perdana CO2 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang Field, Indramayu, Jawa Barat pada Rabu (26/10/2023).

kemudian, Pertamina kembali menerapkan teknologi CCUS di Lapangan Pertamina EP Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur. Injeksi perdana CO2 ke Lapangan Sukowati dilakukan pada Kamis ini (7/12/2023), menggunakan metode Huff & Puff.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya