Genjot Pengeboran Sumur Minyak, RI Kekurangan SDM Kompeten 

Targetkan pengeboran 1.000 sumur minyak per tahun

Jakarta, IDN Times - Indonesia membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia (SDM) kompeten dalam melaksanakan program pengeboran sumur pengembangan, khususnya untuk mengoperasikan rig.

Rig adalah sebuah rangkaian peralatan yang digunakan untuk pengeboran sumur agar mendapatkan minyak dan gas bumi.

Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengatakan, setiap rig yang beroperasi melibatkan ratusan tenaga kerja. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi SKK Migas dan KKKS. Sebab, sejak tahun 2016 hingga 2020 rata-rata jumlah pengeboran sumur pengembangan dikisaran 200 sumur.

Baca Juga: Waspada Subsidi BBM Membengkak Imbas OPEC Pangkas Produksi Minyak

1. Tantangan pengeboran sumur migas menjadi kompleks

Genjot Pengeboran Sumur Minyak, RI Kekurangan SDM Kompeten Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas (Migas) dunia (IDN Times/Arief Rahmat)

Jumlah pengeboran sumur pun terus meningkat, menjadi 991 di tahun 2023. Artinya itu membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dengan kompetensi dan pengalaman yang mencukupi.

“Tantangan kami untuk memastikan target pengeboran 2023 menjadi sangat kompleks karena membutuhkan ketersediaan SDM yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang mumpuni, sedangkan selama beberapa tahun yang lalu tidak banyak orang yang bekerja di rig," kata Wahju dalam keterangan tertulis, Rabu (5/4/2023).

Baca Juga: SKK Migas: 35 Pabrikan Lolos Penilaian Penunjang Hulu Migas 2022

2. Pengeboran harus mencapai 1.000 sumur setiap tahun

Genjot Pengeboran Sumur Minyak, RI Kekurangan SDM Kompeten Kilang minyak Pertamina. (Dok. Pertamina)

Pengeboran sumur pengembangan perlu dilakukan secara masif, sebagai konsekuensi dari upaya mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.

Bahkan, kata dia, kedepannya pengeboran sumur pengembangan harus bisa mencapai lebih dari 1.000 sumur setiap tahunnya.

“Oleh karenanya, kita saat ini sedang melakukan akselerasi mendorong kemampuan industri penunjang industri hulu migas, termasuk SDMnya sehingga orkestrasi upaya mencapai target 2030 dapat dilaksanakan," ujar Wahju.

Baca Juga: AS Setujui Proyek Pengeboran Minyak dan Gas di Alaska

3. SKK Migas tekankan pentingnya keamanan dan keselamatan kerja

Genjot Pengeboran Sumur Minyak, RI Kekurangan SDM Kompeten Ilustrasi kilang minyak Pertamina (Dok. Pertamina)

Industri hulu migas pun terbilang memiliki risiko tinggi sehingga health safety and environment (HSE) menjadi prioritas. Jadi, SKK Migas menaruh perhatian dan pengawasan yang melekat dalam penerapan HSE di industri migas nasional.

"Kami menekankan agar semua orang harus mempunyai self awareness yang tinggi terhadap safety dan menjadikan safety tidak hanya sebagai priority tetapi sebagai value," kata dia.

Dia menambahkan, pada tahun ini biaya terkait safety yang diajukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) meningkat dibandingkan tahun lalu.

"Oleh karenanya SKK Migas akan mendorong agar biaya terkait safety, termasuk pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM di bidang safety benar-benar dilaksanakan oleh KKKS. Bahkan kami akan memberikan sanksi bagi KKKS yang tidak menyerap 100 persen budget terkait safety," tutupnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya