Harga BBM Naik, Pemerintah Tetap Alokasikan Subsidi di 2023

Pemerintah usulkan subsidi Rp336 triliun

Jakarta, IDN Times - Pemerintah tetap menganggarkan belanja subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada 2023 sekalipun harga Pertalite dan Solar sudah dinaikkan. Jumlah anggaran subsidi yang saat ini dibahas bersama DPR RI adalah Rp336 triliun.

"Tahun depan di dalam Undang-undang APBN dan sekarang masih dibahas dengan DPR, kita mengajukan subsidi BBM sebesar Rp336 triliun," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers, Sabtu (3/9/2022).

Baca Juga: Harga BBM Resmi Naik, Pertalite Jadi Rp10 Ribu per Liter!   

1. Subsidi BBM tahun depan diperkirakan ditambah Rp100 triliun

Harga BBM Naik, Pemerintah Tetap Alokasikan Subsidi di 2023ilustrasi harga BBM (IDN Times/Aditya Pratama)

Bahkan, dengan harga Pertalite naik jadi Rp10 ribu dan Solar Rp6.800, pemerintah harus tetap menambah anggaran subsidi di tahun depan. Hal itu disebabkan kurang bayar pada tahun ini.

"Dengan tadi kenaikan yang diumumkan oleh Menteri ESDM, kita kemungkinan masih akan ada tambahan Rp100 triliun lagi adanya kurang bayar tahun ini yang masuk ke 2023," tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Pembatasan Beli Pertalite Jadi Berlaku?

2. Pembahasan belanja subsidi BBM 2023 selesai akhir September

Harga BBM Naik, Pemerintah Tetap Alokasikan Subsidi di 2023IDN Times/Arief Rahmat

Pemerintah akan membahas belanja subsidi BBM untuk 2023 bersama DPR RI yang akan diundangkan ke dalam Undang-undang APBN 2023. Pembahasannya direncanakan akan selesai akhir September ini.

"Namun Presiden Jokowi telah menyampaikan di dalam Nota Keuangan RUU APBN tahun 2023, itu sudah dicadangkan Rp336 triliun untuk subsidi BBM," tambah Sri Mulyani.

Baca Juga: Harga BBM Resmi Naik, Jokowi: Ini Pilihan Terakhir  

3. Anggaran subsidi energi tahun ini sudah naik 3 kali lipat

Harga BBM Naik, Pemerintah Tetap Alokasikan Subsidi di 2023ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Tahun ini, pemerintah sudah menaikkan belanja subsidi dan kompensasi energi tiga kali lipat. Dalam bentuk kenaikan subsidi untuk BBM dan liquefied petroleum gas (LPG) 3 kg dari yang sebelumnya hanya Rp77,5 triliun menjadi Rp149,4 triliun.

Sedangkan untuk listrik dari Rp56,5 triliun naik menjadi Rp59,6 triliun, Kemudian alokasi kompensasi untuk BBM naik dari Rp18,5 triliun menjadi Rp252,5 triliun, dan kompensasi untuk listrik dari yang semula tidak ada menjadi Rp41 triliun.

Jadi, total subsidi dan kompensasi untuk BBM, LPG 3 kg, dan listrik mencapai Rp502,4 triliun pada tahun ini.

"Angka Rp502,4 triliun dihitung berdasarkan rata-rata dari ICP yang bisa mencapai 105 dolar per barel, dengan kurs Rp14.700 per dolar Amerika, dan volume dari Pertalite yang diperkirakan akan mencapai 29 juta kiloliter, sedangkan volume Solar bersubsidi adalah 17,4 juta kiloliter," tambahnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya