HM Sampoerna Keberatan Cukai Rokok Naik di 2023   

Bikin laba bersih tergerus

Jakarta, IDN Times - Kebijakan cukai hasil tembakau (CHT) telah memukul industri rokok. Hal itu dialami oleh PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk atau HM Sampoerna sehingga menyebabkan laba perusahaan tergerus hingga kuartal III-2022.

Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis menuturkan bahwa sejak pandemik COVID-19 melanda di 2020, itu berdampak berat terhadap ekonomi dan industri tembakau.

"Kombinasi dari pandemik COVID-19 dan dampak dari kenaikan cukai sebesar 2 digit serta pelebaran jarak cukai telah menghadirkan tantangan yang belum pernah terjadi pada industri tembakau termasuk pada Sampoerna," katanya dalam paparan publik, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga: Laba Bersih Sampoerna Turun Jadi Rp4,9 Triliun Imbas Cukai Rokok Naik

1. Sampoerna berharap kebijakan fiskal yang mendukung

HM Sampoerna Keberatan Cukai Rokok Naik di 2023   IDN Times / Auriga Agustina

Dijelaskannya, pajak cukai memegang peranan penting pada industri tembakau. Tingginya kenaikan pajak cukai di atas inflasi pada beberapa tahun terakhir dan melebarnya kesenjangan pajak cukai antara Golongan 1 dan di bawah Golongan 1 telah menimbulkan tantangan.

Sebagai contoh, jarak pajak cukai pada kategori sigaret kretek mesin (SKM) melebar dari Rp195 per batang pada tahun 2017 menjadi Rp385 per batang di tahun 2022. Kata dia, hal itu secara tidak proporsional berdampak pada produsen volume Golongan 1 dan memicu adanya downtrading.

"Kami berharap kebijakan fiskal yang mendukung jarak cukai yang berkelanjutan serta memenuhi pemulihan ekonomi, kesehatan masyarakat, ketenagakerjaan, serta target penerimaan negara," tuturnya.

Kemudian, menjaga keseimbangan nilai untuk keseluruhan mata rantai ekosistem industri hasil tembakau (IHT), termasuk antara lain penyerapan tembakau dan cengkih, penyediaan barang dan jasa dari pemasok lokal, pengembangan peritel tradisional, dan peningkatan kinerja ekspor.

Baca Juga: Antisipasi Resesi, Industri Harap Kenaikan Cukai Rokok 2023 Ditunda

2. Cukai rokok bikin laba Sampoerna tergerus

HM Sampoerna Keberatan Cukai Rokok Naik di 2023   Ilustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Akibat kenaikan cukai 2 digit dan melebarnya kesenjangan cukai, ditambah adanya pelemahan daya beli mengakibatkan signifikan downtrading pada konsumen.

"Berdasarkan periode 9 bulan yang berakhir di bulan September, parameter utama dari profitabilitas kami masih mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dan secara signifikan masih lebih rendah dibandingkan pada periode prapandemik," tuturnya.

HM Sampoerna mencatatkan pendapatan bersih Rp29,9 triliun pada periode kuartal III-2022. Secara kumulatif, perusahaan rokok tersebut telah membukukan pendapatan sebesar Rp83,4 triliun sejak Januari hingga September 2022, naik 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, meskipun pendapat perusahaan cemerlang, laba bersih yang diperoleh oleh Sampoerna mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir.

"Sampoerna mencatat laba bersih sebesar Rp4,9 triliun hingga kuartal ketiga 2022 atau turun 11,7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya," tambah Vassilis.

3. SKM golongan 1 alami penurunan penjualan

HM Sampoerna Keberatan Cukai Rokok Naik di 2023   Ilustrasi Rokok (IDN Times/Aditya Pratama)

Saat ini, lanjut dia, Sampoerna sedang menghadapi dinamika yang sangat menantang, terutama didorong oleh beberapa faktor yang dijelaskan di atas, khususnya pada segmen sigaret kretek mesin Golongan 2 dengan tarif cukai 40 persen lebih rendah dibandingkan dengan Golongan 1.

Pangsa pasar dan volume penjualan produk di Golongan 1 mengalami penurunan signifikan sejak 2019. Hal ini berbanding terbalik dengan meningkatnya pangsa pasar untuk produk dengan cukai dan harga lebih rendah (Golongan 2 dan 3), dari 20 persen di 2019 menjadi 36 persen pada kuartal ketiga 2022.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Pertimbangkan Dampak Kenaikan CHT di 2023

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya