Jepang-Inggris Resesi, Jokowi Bersyukur RI Masih Aman

Amerika dan Uni Eropa semakin terancam resesi

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengungkapkan beberapa negara, seperti Inggris dan Jepang telah memasuki periode resesi ekonomi teknis. Resesi ekonomi terjadi ketika aktivitas ekonomi menurun secara signifikan selama beberapa kuartal berturut-turut.

Bahkan, probabilitas atau kemungkinan terjadinya resesi ekonomi telah meningkat di beberapa negara besar. Dia memberikan contoh Jerman memiliki probabilitas sebesar 72 persen, sementara Uni Eropa dan Amerika memiliki probabilitas masing-masing 60 persen dan 40 persen.

“Dan kita patut kita syukuri probabilitas Indonesia masih di angka 1,5 persen. Ini yang harus terus kita jaga,” kata Jokowi saat membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Rabu (28/2/2024).

Baca Juga: Presiden Terpilih Ditarget Genjot Pertumbuhan Ekonomi 5,6 Persen

1. Ekonomi Indonesia jadi salah satu yang terbaik di antara negara G20

Jepang-Inggris Resesi, Jokowi Bersyukur RI Masih Amanilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Jokowi menyebutkan pencapaian ekonomi Indonesia yang relatif kuat di tengah-tengah krisis global dan ketidakpastian ekonomi yang sulit diprediksi.

Meskipun kondisi global tidak menentu, Indonesia telah berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang solid di 5,05 persen pada 2023, serta mengendalikan inflasi, menurunkan tingkat kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan ekonomi, masing-masing di 2,57 persen, 9,36 persen, 5,32 persen, dan 0,388 persen.

“Dan patut kita syukuri, alhamdulillah di tengah krisis dunia, bertubi-tubi, ketidakpastian ekonomi yang sulit dikalkulasi perekonomian kita cukup kokoh. Dan kalau di G20, masuk tiga besar ekonomi yang kondisi growth dan pertumbuhan ekonominya baik,” tuturnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Dampak Resesi Jepang-Inggris ke Ekonomi RI

2. Jokowi tetap minta Indonesia mewaspadai ketidakpastian global

Jepang-Inggris Resesi, Jokowi Bersyukur RI Masih AmanPresiden Jokowi memimpin Sidang Kabinet Paripurna, Senin (26/2/2024) (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jokowi menegaskan bahwa meskipun ada pencapaian positif dalam angka-angka ekonomi Indonesia, tetap diperlukan kehati-hatian dan kewaspadaan mengingat kompleksitas dan ketidakpastian dalam arah kompetisi global.

Dia menyoroti bahwa dalam pertemuan-pertemuan internasional seperti G20, G7, dan ASEAN, pembahasan mengenai ketidakjelasan dalam ekonomi dan geopolitik dapat menciptakan ketidakpastian yang dapat mempengaruhi Indonesia.

“Dalam pertemuan-pertemuan baik G20, G7, ASEAN, semuanya kalau kita bicara, ketidakjelasan ekonomi dan geopolitiknya menyebabkan ketidakpastian,” tuturnya.

3. Jokowi akui beratnya tantangan di global

Jepang-Inggris Resesi, Jokowi Bersyukur RI Masih AmanPresiden Jokowi memimpin Sidang Kabinet Paripurna, Senin (26/2/2024) (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dia menyoroti bahwa tantangan yang dihadapi oleh Indonesia saat ini tidaklah mudah, dan bukan hanya berasal dari dalam negeri, melainkan terutama dari tantangan eksternal atau global yang kompleks.

Jokowi menggarisbawahi bahwa ketidakpastian dalam ekonomi global dan geopolitik membuat perhitungan dan prediksi menjadi sulit. Situasi tersebut dapat memiliki dampak signifikan tidak hanya pada situasi ekonomi, tetapi juga pada situasi sosial di dalam negeri.

“Yang paling berat adalah tantangan eksternal, tantangan global yang sangat rumit, juga bisa berdampak signifikan pada situasi ekonomi dan situasi sosial di dalam negeri. Kita tahu ketidakpastian ekonomi masih belum jelas, masih belum pasti,” tuturnya.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya