Jokowi Kumpulkan Menteri Imbas Konflik Iran-Israel

Soroti sejumlah dampak ekonomi

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan hasil rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, yang diprioritaskan membahas situasi di Timur Tengah, terutama ketegangan antara Iran dan Israel. Rapat tersebut diikuti pula oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dan beberapa pejabat negara lainnya.

"Pertama, tentu tadi Bapak Presiden membahas terkait dengan apa yang terjadi di Timur Tengah, terutama yang terkait dengan Iran dan Israel," kata Airlangga saat memberi keterangan pers usai ratas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024).

1. Konflik Iran-Israel bisa ganggu jalur distribusi minyak global

Jokowi Kumpulkan Menteri Imbas Konflik Iran-IsraelMenteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hasil rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Situasi geopolitik di Timur Tengah, kata Airlangga, berpengaruh dalam perekonomian global, khususnya terkait lonjakan harga minyak yang disebabkan oleh ketegangan antara Israel dan Iran. Serangan Israel ke kedutaan Iran di Damaskus serta retaliasi yang dilakukan oleh Iran telah mengakibatkan fluktuasi harga minyak.

Terkait itu, Laut Merah dan Selat Hormuz memegang peranan krusial dalam perdagangan minyak global. Selat Hormuz menjadi rute utama bagi lebih dari 33 ribu kapal minyak setiap tahunnya, sementara Laut Merah dilalui oleh sekitar 27 ribu kapal minyak.

"Dan, peningkatan freight cost (biaya pengiriman) itu menjadi salah satu hal yang harus dimitigasi," ujarnya.

Baca Juga: Apa Itu Arus Modal Keluar? Dampak Serangan Iran ke Israel bagi RI

2. Sektor keuangan yang mengalami pelemahan secara global jadi sorotan

Jokowi Kumpulkan Menteri Imbas Konflik Iran-IsraelMenteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hasil rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Di sektor pasar keuangan, Airlangga menyebut penguatan dollar index terjadi seiring dengan rilis data ekonomi Amerika yang menunjukkan pertumbuhan.

Namun, meningkatnya ketegangan geopolitik menimbulkan ketidakpastian, dapat mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven seperti dolar AS, emas, dan nikel, yang mengalami kenaikan nilai.

Selain itu, nilai tukar dan indeks harga saham mengalami pelemahan secara global. Meski, Indonesia relatif masih dalam situasi aman dibandingkan dengan negara-negara sejenisnya.

"Indonesia dibandingkan peer-countries relatif masih dalam situasi aman," kata Airlangga.

3. Dampak pelemahan nilai tukar terhadap sektor riil perlu diantisipasi

Jokowi Kumpulkan Menteri Imbas Konflik Iran-Israeluang Rupiah Indonesia (pexels.com/EmAji)

Airlangga menyatakan dampak dari depresiasi nilai tukar dan kenaikan harga memiliki implikasi pada sektor riil ekonomi. Salah satu aspek yang menjadi sorotan adalah dampaknya terhadap aktivitas impor dan ekspor.

Depresiasi nilai tukar dapat menyebabkan meningkatnya biaya impor. Namun, sebaliknya eksportir dapat diuntungkan karena mereka menerima lebih banyak pendapatan dalam mata uang asing dari penjualan barang dan jasa mereka.

"Dampak depresiasi nilai tukar dan kenaikan ini salah satu yang dilihat yang tentu sangat berpengaruh terhadap impor, namun tentu efek juga terhadap eksportir mendapatkan devisa lebih banyak. Tentu ini plus minusnya kita harus jaga," kata Airlangga.

Baca Juga: Apa Itu Arus Modal Keluar? Dampak Serangan Iran ke Israel bagi RI

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya