Jokowi Patok Defisit Anggaran Turun ke 2,16 Persen di Akhir Jabatan

Jaga momentum pertumbuhan ekonomi di 2024

Jakarta, IDN Times - Pemerintah menargetkan defisit pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 sebesar 2,16 persen hingga 2,64 persen dari produk domestik bruto (PDB). Hal itu telah dibahas dalam rapat terbatas (ratas) terkait Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Tahun 2024, yang dipimpin Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

"Untuk tahun depan, awal kita perkirakan defisit makin menurun pada level 2,16 hingga 2,64 persen dari PDB dengan primary balance mendekati 0," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers terkait ratas, Senin (20/2/2023).

Baca Juga: Wamenkeu soal UU PPSK: Kita Ingin Kaya Sebelum Tua

1. Ada tiga perkembangan global yang jadi perhatian pemerintah

Jokowi Patok Defisit Anggaran Turun ke 2,16 Persen di Akhir JabatanIlustrasi COVID-19 di Tiongkok (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Sri Mulyani menjelaskan dalam rapat terbatas hari ini, pemerintah memantau sejumlah perkembangan yang terjadi di lingkungan global.

"Satu, terjadinya geopolitik yang meningkat. Kedua, inflasi dunia yang sangat tinggi yang menyebabkan kenaikan suku bunga global. Ketiga, dibukanya kembali Tiongkok sesudah mereka mengalami lockdown," sebutnya.

Baca Juga: Jokowi Terima Surat Kepercayaan dari 11 Dubes yang Akan Bertugas di RI

2. Pemerintah akan konsultasikan kerangka APBN 2024 ke DPR

Jokowi Patok Defisit Anggaran Turun ke 2,16 Persen di Akhir JabatanGedung DPR RI (IDN Times/Kevin Handoko)

Dalam rapat terbatas tersebut telah dilakukan pembahasan sangat awal untuk kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal untuk penyusunan APBN 2024. Hal itu nantinya akan dikonsultasikan kepada DPR RI.

"Nanti akan semakin dimatangkan di dalam proses penyusunan APBN kita dan bahkan juga akan dipresentasikan dan dikonsultasikan dengan DPR," ujar Sri Mulyani.

Pemerintah akan terus menjaga agar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik pada tahun 2022 dapat terus berlanjut hingga 2024. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun lalu mencapai 5,3 persen.

"Momentumnya tetap bisa dijaga untuk tahun 2023 dan 2024," jelas bendahara negara tersebut.

Untuk itu, pemerintah harus memastikan sisi permintaan yang dalam hal ini konsumsi rumah tangga bisa tetap tumbuh di atas 5 persen. Jadi, inflasi harus dikendalikan, keyakinan konsumen harus dijaga, dan momentum pertumbuhan investasi akan terus diperkuat.

3. Pemerintah targetkan defisit tahun ini 2,84 persen

Jokowi Patok Defisit Anggaran Turun ke 2,16 Persen di Akhir Jabatanilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Pemerintah memastikan bahwa defisit APBN pada tahun ini berada di bawah 3 persen, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

“Defisit APBN tahun 2023 makin mengecil, yaitu sebesar Rp598,2 triliun atau 2,84 persen. Ini secara konsisten melaksanakan Perppu 1/2020 atau Undang-Undang 2/2020 yaitu konsolidasi fiskal di mana pada tahun 2023 defisit harus dijaga di bawah 3 persen dari GDP,” kata Sri Mulyani dalam keterangan pers, Kamis (1/12/2022).

Baca Juga: Pemerintah-Banggar Sepakati RUU APBN 2023, Defisit APBN 2,8 Persen

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya