Menteri ESDM Jawab Usulan Hapus Pertalite di 2024

Pemerintah belum ambil keputusan

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menanggapi wacana yang sempat ramai diperbincangkan terkait usulan penghapusan Pertalite dan diganti dengan Pertamax Green 92 mulai 2024.

Usulan tersebut pernah ditawarkan oleh PT Pertamina (Persero) dalam rangka menjalankan Program Langit Biru. Sejalan dengan itu, Pertamina telah mengembangkan bahan bakar campuran Pertalite dengan 7 persen etanol (E7) untuk meningkatkan kualitas BBM menjadi RON 92.

Arifin tak mempermasalahkan usulan penggantian Pertalite dengan Pertamax Green 92, asalkan Pertamina dapat menyediakan produk tersebut tanpa menimbulkan beban tambahan, seperti peningkatan biaya atau yang lainnya.

“Ya kalau memang bisa disediakan dengan tidak ada beban tambahan, boleh saja,” kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024).

Baca Juga: BBM Subsidi Langka, Pertalite di Puncak Jaya Rp100 Ribu per Liter

1. Pertamina didorong tingkatkan produksi BBM yang lebih ramah lingkungan

Menteri ESDM Jawab Usulan Hapus Pertalite di 2024Soft launching Pertamax Green 95 di SPBU Pertamina 31.128.02 MT Haryono, Jakarta Selatan. (IDN Times/Trio Hamdani)

Dalam kesempatan terpisah, Arifin menekankan perlunya meningkatkan kualitas BBM untuk memenuhi standar emisi global, seperti Euro 4 atau Euro 5, dan mengurangi dampak polutan terhadap lingkungan dan kesehatan.

Dia menyoroti sulfur tinggi dalam Pertalite sebagai contoh, yang berkontribusi pada polusi udara. Dia berharap Pertamina dapat melakukan rehabilitasi kilang untuk menghasilkan BBM yang lebih bersih dan ramah lingkungan, seperti Pertamax Green.

“Pertamina kita minta untuk bisa melakukan program rehabilitasi daripada kilang-kilangnya untuk bisa menghasilkan BBM yang lebih bersih, yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya.

2. Aspek daya beli menjadi penekanan pemanfaatan BBM ramah lingkungan

Menteri ESDM Jawab Usulan Hapus Pertalite di 2024Soft launching Pertamax Green 95 di SPBU Pertamina 31.128.02 MT Haryono, Jakarta Selatan. (IDN Times/Trio Hamdani)

Arifin memandang perlunya mengkaji kemungkinan penggunaan biofuel dalam program BBM ke depannya. Namun, saat ini, pertimbangan utama masih melibatkan faktor kemudahan, daya saing, dan terutama daya beli masyarakat.

Pemerintah ingin memastikan bahwa implementasi program-program tersebut memperhitungkan kemampuan finansial masyarakat.

Keseluruhan, pendekatan yang diusulkan adalah bertahap, di mana langkah-langkahnya diambil secara konsisten, dengan mempertimbangkan secara cermat aspek daya beli dan keunggulan daya saing.

“Ini yang harus menjadi dasar kita dalam melaksanakan program-program ini. Tentu saja harus bertahap, tetapi tetap konsisten dalam melakukan program-program ini,” tambah Arifin.

Baca Juga: Kuota Pertalite 31,7 Juta KL, Menteri ESDM Jamin Stok Aman

3. Wacana hapus Pertalite dipaparkan pada pertengahan 2023

Menteri ESDM Jawab Usulan Hapus Pertalite di 2024Kantor Pusat PT Pertamina (Persero) (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati memaparkan rencana menghentikan penjualan BBM dengan RON 90 alias Pertalite. Rencana tersebut masih dalam tahap kajian di internal perusahan milik negara itu.

Rencana tersebut merupakan bagian dari program Langit Biru, yang pada tahap pertama telah menghapus keberadaan BBM RON 88 alias Premium.

"Nah, ini kita lanjutkan sesuai dengan rencana adalah program Langit Biru Tahap 2, di mana BBM subsidi kita naikan dari RON 90 ke RON 92 (Pertamax)," kata Nicke dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI pada 30 Agustus 2023.

Baca Juga: Sudah 2024, Pengguna Pertalite Jadi Dibatasi?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya