Pakar: Biaya Bangun Kereta Gantung di IKN Sekitar Rp315 Miliar per Km

Dapat menampung 2 ribu penumpang per jam

Jakarta, IDN Times - Pakar transportasi memperkirakan pembangunan kereta gantung di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara membutuhkan biaya Rp315 miliar per kilometer (km). Angkutan ini disebut dapat menampung 2 ribu penumpang per jam.

Perkiraan tersebut disampaikan oleh Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno lewat sebuah tulisan yang diterima IDN Times.

"Nilai investasinya (diperkirakan) mencapai 21 juta dolar AS atau sekitar Rp315 miliar per kilometer," kata Djoko dikutip IDN Times, Senin (8/1/2022).

Baca Juga: Kereta Gantung Bakal Jadi Kendaraan Warga IKN Menuju Kantor

1. Konsep kereta gantung yang bisa diterapkan di IKN

Pakar: Biaya Bangun Kereta Gantung di IKN Sekitar Rp315 Miliar per KmPresiden Jokowi (pegang payung) saat meninjau lokasi IKN di PPU untuk pertama kalinya sejak penentuan IKN baru (IDN Times/Yuda Almerio)

Djoko menerangkan bahwa ide kereta gantung di IKN relatif baru. Oleh karenanya, prinsip kehati-hatian memilih trace yang akan dibangun harus memperhatikan aspek keamanan kepala pemerintahan, pejabat negara, diplomat asing. Terlebih, itu menyangkut keberadaan Istana Negara sebagai tempat tinggal presiden dan keluarga.

"Alternatif pilihan kereta gantung yang dipakai adalah Téléphérique des Capucins. Ide terkini dengan panjang jalur 4,1 kilometer yang akan dilayani 4 stasiun, durasi perjalanan 12 menit, kecepatan 20 kilometer per jam dan kapasitas angkutnya sebanyak 2 ribu penumpang per jam per arah," ujarnya.

Diterangkan Djoko, kriteria pemilihan koridor kereta gantung ini menghubungkan cluster kantor pemerintahan dengan komersial dan pemukiman, dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, dan terintegrasi dengan moda angkutan lainnya, seperti bus listrik dan kereta api serta terhubung langsung dengan akses menuju ke luar Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). 

Baca Juga: Penampakan Kota di Korsel Ini Menginspirasi IKN Nusantara

2. Potensi permintaan penumpang kereta gantung mencapai 3,69 juta orang per tahun

Pakar: Biaya Bangun Kereta Gantung di IKN Sekitar Rp315 Miliar per KmKereta Gantung di La Paz, Bolivia (instagram.com/howtolapaz)

Djoko berpendapat sistem aerial dapat diterapkan untuk kereta gantung di IKN. Kelebihannya, kereta gantung memiliki kemampuan kapasitas penumpang besar dan kebutuhan stasiun yang sedikit.

Lanjut dia, diperkirakan potensi permintaan perjalanan kereta gantung sebesar 10.112 penumpang per hari atau 3,69 juta penumpang per tahun.

Keunggulan kereta gantung atau cable car adalah berkapasitas tinggi, dapat menampung hingga 5 ribu penumpang per jam, dan hemat energi, membutuhkan lahan yang minim membutuhkan biaya investasi, operasional dan perawatan yang rendah.

Selain itu, kereta gantung dapat beroperasi tanpa pengemudi dan ditambah biaya pemeliharaan yang rendah, membutuhkan waktu pembangunan yang singkat, ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan emisi Co2 yang sangat minim, dan berdampak minimal terhadap lanskap kota.

3. Pembangunan kereta gantung di IKN terhambat skema pembiayaan

Pakar: Biaya Bangun Kereta Gantung di IKN Sekitar Rp315 Miliar per KmKepala Bappenas Suharso Monoarfa (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) menyampaikan bahwa upaya pembangunan kereta gantung di IKN masih terhambat, terutama pada aspek skema pembiayaan dan isu pemanfaatan ruang udara.

Baru-baru ini, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa melakukan kunjungan ke Stevenson Fishing Port, Harbour Flight Centre, dan Boeing untuk mempelajari pengembangan kereta gantung di IKN.

Dia mengatakan saat ini sedang dilakukan penjajakan kesesuaian kereta gantung sebagai angkutan perkotaan di IKN dan pariwisata, termasuk kesesuaian aspek topografi wilayah serta keuntungan tambahan berupa panorama kota.

"Pemerintah juga sedang menelaah pengembangan kereta gantung yang terintegrasi dengan Rencana Induk dan Sistem Transportasi Perkotaan di IKN,” kata Suharso melalui keterangan tertulis yang dikutip Kamis (28/7/2022).

Baca Juga: Amankah Kereta Gantung Jadi Kendaraan Warga di IKN Nusantara?

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya