Profil Amran Sulaiman, 2 Kali Menjabat Mentan di Era Jokowi

Amran dilantik jadi Menteri Pertanian gantikan posisi SYL

Jakarta, IDN Times - Andi Amran Sulaiman kembali menduduki kursi Menteri Pertanian (Mentan) untuk kedua kalinya. Amran kembali dilantik setelah Syahrul Yasin Limpo mundur dari posisi Mentan usai terjerat kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan).

Amran bukan wajah baru di Kementan. Pada periode pertama Presiden Joko "Jokowi" Widodo (2014-2019), dia dipercaya menjadi orang nomor satu di kementerian beralamat di Ragunan, Jakarta Selatan itu. Dia menjabat sebagai Mentan hingga berakhirnya Kabinet Kerja 2014–2019.

Jabatannya tak diperpanjang saat Jokowi memimpin Indonesia di periode kedua. Lantas, Amran digantikan oleh Syahrul di Kabinet Indonesia Maju. Namun, dia kini kembali dipercaya menjabat sebagai Mentan. Berikut profilnya!

Baca Juga: Jusuf Kalla Serahkan Estafet IKA Unhas ke Amran Sulaiman

1. Berlatarbelakang pendidikan di bidang pertanian

Profil Amran Sulaiman, 2 Kali Menjabat Mentan di Era JokowiMenteri Pertanian, Amran Sulaiman. (ANTARA/Irfan Anshori)

Dikutip IDN Times dari Publikasi Kementan: Merah Putih Swasembada Pangan, disebutkan bahwa Amran lahir di Bone, Sulawesi Selatan, pada 1968. Dia disebutkan memiliki keahlian di bidang pertanian dan hobi membaca.

Melihat riwayat pendidikannya, sebagaimana dipublikasikan perpusnas.go.id, Amran lekat dengan bidang pertanian. Setelah lulus dari SMA Negeri Lappariaja, Bone, Amran menempuh pendidikan kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) pada 1988-1993.

Dia melanjutkan pendidikan Pascasarjana Pertanian Unhas pada 2002-2003, dan Program Doktor Ilmu Pertanian Unhas pada 2008-2012. Setia menyandang almamater yang sama hingga jenjang pendidikan tertinggi, tak heran bahwa Amran aktif di Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unhas.

Amran pun terpilih sebagai Ketua IKA Unhas melalui musyawarah besar pada Maret 2022. Dia melanjutkan tongkat estafet HM Jusuf Kalla yang menempati jabatan ketua selama 25 tahun.

Baca Juga: Jokowi Bakal Lantik Amran Sulaiman Jadi Mentan, CLBK?

2. Malang melintang di sektor pertanian sejak masih pengusaha

Profil Amran Sulaiman, 2 Kali Menjabat Mentan di Era JokowiMenteri Pertanian Amran Sulaiman (IDN Times/Imron)

Sebelum berkiprah di birokrasi pemerintahan, dia pun sudah malang melintang di bidang pertanian. Amran dikenal sebagai pengusaha yang mendirikan Tiran Group, yang merupakan nama merek pertama yang dipantenkannya Tikus di Racun Amran (Tiran).

Merek tersebut dirintisnya sejak dia masih bekerja sebagai pegawai PTPN XIV. Tiga tahun bekerja sebagai pegawai badan usaha milik negara, Amran banting stir dan kembali ke kampung halamannya untuk merintis bisnis.

Dia pernah melakukan presentasi pengendalian hama tikus di Istana Presiden, Jakarta pada 1996. Dia juga kembali melakukan presentasi pengendalian hama tikus untuk Kalimantan Tengah (Kalteng) di Istana Presiden, Jakarta pada 1999.

Di luar negeri, dia pernah melakukan studi banding ke Singapura pada 2002, Seminar Internasional Palm Oil Belt di Malaysia pada 2002, studi banding di Bangkok-Thailand pada 2009, dan kunjungan ke Sutech Engineering Co. Ltd (perusahaan perakitan mesin pabrik gula) untuk transaksi pembelian pabrik gula dan erawan power (pabrik gula terbesar di Thailand) pada 2014.

Amran pernah diganjar Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian dari Presiden Indonesia pada 2007, dan Penghargaan FKPTPI Award pada 2011 di Bali.

3. Punya cita-cita swasembada beras

Profil Amran Sulaiman, 2 Kali Menjabat Mentan di Era JokowiIDN Times/Istimewa

Saat pertama kali dilantik oleh Presiden Jokowi pada 2014 silam, Amran menekankan urgensi penghapusan ego sektoral dalam pembangunan pangan dan pertanian.

“Kita buat sejarah kita untuk swasembada. Harus terintegrasi, ego sentral kita hilangkan. Harus terintegrasi, ego sektoral kita hilangkan. Kita harus terima seluruh sektor, harus kolektif kalau gerak sendiri tidak akan kita capai," katanya pada hari kerja pertama sebagai Mentan di 28 Oktober 2014.

"Hilangkan ego sektoral, Insyaallah kerja sama dapat dibangun dengan baik, dan semua program yang ada akan berjalan dengan baik," tambahnya.

Untuk itulah, Amran menyatakan penghapusan ego sektoral dan bekerja terpadu dengan seluruh sektor terkait merupakan strategi utama dalam melaksanakan pengelolaan pembangunan pertanian. Penghapusan ego sektoral diyakini sebagai kunci mewujudkan swasembada pangan.

Baca Juga: Tak Lagi Jadi Menteri, Amran Akan Fokus di Bisnis

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya