RI Butuh Rp15.300 Triliun Bangun Energi Hijau, Duitnya dari Mana? 

Dibutuhkan dana jumbo demi capai nol emisi karbon pada 2060

Jakarta, IDN Times - Indonesia membutuhkan dana sebesar 1 triliun dolar Amerika Serikat (AS) hingga 2060 untuk investasi energi terbarukan, dalam rangka mencapai Net Zero Emission (NZE). Dana tersebut setara Rp15.300 triliun dengan asumsi nilai tukar saat ini.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengajak para mitra bisnis dan lembaga keuangan untuk ikut berkolaborasi membantu pembiayaan transisi energi di Indonesia untuk mencapai nol emisi karbon.

"Kami mengajak kepada investor, lembaga pembiayaan, industri dan pembuat kebijakan untuk meningkatkan kolaborasi, untuk mendukung transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060," kata Arifin dalam keterangan tertulis, Jumat (14/10/2022).

1. Kebutuhan biaya transisi energi semakin meningkat

RI Butuh Rp15.300 Triliun Bangun Energi Hijau, Duitnya dari Mana? ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Kata Arifin, kebutuhan pembiayaan transisi energi akan semakin meningkat seiring dengan diterapkannya pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara. Itu membutuhkan biaya besar karena kewajiban membayar kembali pinjaman dan bunga kepada pengembang..

Tak hanya itu, pemerintah juga menyiapkan langkah-langkah perlindungan sosial dalam rangka transisi industri dari penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara ke EBT, misalnya saja dengan memberikan pelatihan untuk pekerja yang terimbas agar dapat mempersiapkan peralihan dari industri pertambangan ke energi terbarukan.

"Kami juga membutuhkan dana tambahan untuk memberikan pelatihan kepada pekerja sektor pertambangan agar dapat beralih ke energi bersih dan terbarukan," tambah Arifin

Baca Juga: Hari Nol Emisi, GeoDipa Gelar Uji Emisi Kendaraan di Wilayah Kerja

2. Indonesia targetkan energi terbarukan capai 700 giga watt

RI Butuh Rp15.300 Triliun Bangun Energi Hijau, Duitnya dari Mana? Energi Baru Terbarukan di Bendungan Jatibarang Semarang_Bendungan Jatibarang_Dhana Kencana (IDN Times/Dhana Kencana)

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana, mengatakan bahwa pemerintah akan mengembangkan 700 giga watt (GW) energi terbarukan yang berasal dari solar, hidro, angin, bioenergi, laur, panas bumi, serta hidrogen dan nuklir.

Kemudian, terkait penghentian PLTU batu bara secara bertahap, maksimal akan selesai pada 2058. Selain itu, Indonesia juga berencana membangun Super Grid untuk menjaga sistem kelistrikan, dan membuka peluang untuk mengekspor listrik ke negara ASEAN yang terhubung dengan ASEAN Power Grid.

"Untuk mendukung transisi yang cepat dan efektif menuju energi bersih, Indonesia membutuhkan investasi hingga 1 triliun dolar AS pada tahun 2060 untuk pembangkit energi terbarukan senilai 995 miliar dolar AS dan transmisi sebesar 114 miliar dolar AS. Kebutuhan akan dukungan finansial akan semakin meningkat seiring kita menerapkan pensiun dini PLTU batu bara di tahun-tahun mendatang," ujar Rida.

3. Ada beragam skema pendanaan yang dilakukan oleh Indonesia

RI Butuh Rp15.300 Triliun Bangun Energi Hijau, Duitnya dari Mana? Ilustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Saat ini, lanskap pendanaan untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia dapat diperoleh melalui Blended Finance, United Indonesia SDGs, Tropical Landscape Fasilitas Keuangan, Investasi Anggaran Non Pemerintah serta Pemerintah dan Swasta Kemitraan.

Namun, dijelaskan lebih lanjut, pemerintah masih harus meningkatkan mobilisasi semua sumber keuangan dan memperkuat kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan untuk memastikan semua potensi dimanfaatkan.

"Untuk memberikan investasi energi terbarukan yang lebih baik dan kondusif, pemerintah menetapkan Peraturan Presiden tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Listrik yang memungkinkan harga yang kompetitif untuk energi terbarukan melalui transparansi mekanisme pengadaan dan pemberian dukungan pemerintah dari kementerian terkait. Selain itu, kami juga memberikan insentif seperti tax allowance, fasilitas bea masuk dan tax holiday," tambah Rida.

Baca Juga: Menteri ESDM: Larangan Ekspor Timah Berlaku 2023

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya