Rupiah Comeback Hari Ini, Ditutup Menguat ke Rp15.696,5 per Dolar AS

Rupiah menguat 16 poin

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah akhirnya menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (22/11/2022). Rupiah menguat ke level Rp15.600-an per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat sebanyak 16 poin atau 0,10 persen ke Rp15.696,5 per dolar AS pada penutupan. Pada pembukaan tadi pagi, rupiah sempat menguat 5,5 poin ke level Rp15.707 per dolar AS. Namun sempat terjadi pelemahan usai pembukaan.

Sedangkan pada pada penutupan perdagangan Senin (21/11/2022), rupiah melemah sebanyak 28,5 poin atau 0,18 persen ke Rp15.712,5 per dolar AS.

Baca Juga: Resesi Global Mengancam, Duit Pekerja di BPJS Ketenagakerjaan Aman?

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Selasa (22/11/2022), nilai tukar rupiah menyentuh Rp15.716 per dolar AS.

Angka tersebut lebih besar dibandingkan kurs rupiah pada Jumat lalu yang ada di level Rp15.707 per dolar AS. Dengan kata lain rupiah mengalami pelemahan.

2. Dunia dihadapkan tantangan resflasi

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pasar terus mencerna pernyataan Bank Indonesia (BI) yang mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat disertai dengan tingginya tekanan inflasi, agresifnya kenaikan suku bunga acuan di negara maju, serta berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan.

"Ada ancaman baru yang saat ini tengah membayangi gejolak ekonomi global. Ancaman itu dinamakan resflasi, atau merupakan gabungan dari risiko resesi dan tingginya inflasi," ujar Ibrahim.

Dia jelaskan lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi global kemungkinan turun dari yang semula diprediksi berada di 3 persen pada 2022, turun menjadi 2,6 persen pada 2023, yang berakibat pada probabilitas resesi di AS dan Eropa mendekati 60 persen.

Selain itu, tekanan inflasi dan inflasi inti global juga diprediksi masih tinggi hingga 2023. BI memproyeksikan tingkat inflasi dunia bisa mencapai 9,2 persen (year-on-year/yoy) hingga akhir 2022, dan masih tinggi pada 2023 walaupun melandai.

Menurut Ibrahim, inflasi yang tinggi tersebut bakal disikapi dengan pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh bank sentral.

"BI bahkan memperkirakan, AS akan menaikan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin sehingga menjadi 4,5 persen pada akhir 2022. Kenaikan suku bunga akan mencapai puncaknya pada paruh pertama 2023, dan tidak akan segera turun," jelas Ibrahim.

Baca Juga: Ada Ancaman Resesi Global, Investasi Bisa Tetap Aman?

3. Proyeksi rupiah pada perdagangan Rabu

Seharian ini nilai tukar rupiah bergerak pada rentang Rp15.696,5 hingga Rp15.727,5 per dolar AS. Sejak awal tahun atau year to date (ytd), rupiah sudah terdepresiasi terhadap dolar AS sebesar 10,05 persen.

Ibrahim memproyeksikan nilai tukar rupiah masih akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (23/11/2022).

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp15.670-Rp15.740," tambahnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya