Resesi Global Mengancam, Duit Pekerja di BPJS Ketenagakerjaan Aman?

Sebagian besar investasi BPJS Ketenagakerjaan tak berisiko

Jakarta, IDN Times - Dewan Pengawas (Dewas) BPJS Ketenagakerjaan membeberkan tingkat risiko investasi yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Setidaknya, ada 66 persen portofolio yang tidak mengandung risiko.

"Ini kita bagi menjadi tiga tingkat risiko, yang pertama adalah free risk di mana 66 persen ini dana kita taruh di dalam obligasi pemerintah yang memang benar-benar aman di sana," kata Anggota Dewas BPJS Ketenagakerjaan Subchan Gatot dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI kemarin, dikutip Rabu (16/11/2022).

Baca Juga: 80 Korban PHK sudah Cairkan JKP, yang Mau Cek Syaratnya!

1. Ada 17 persen portofolio investasi yang berisiko sedang

Resesi Global Mengancam, Duit Pekerja di BPJS Ketenagakerjaan Aman?Ilustrasi investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia menjelaskan lebih lanjut, ada 17 persen portofolio investasi yang masuk ke dalam kategori low risk atau rendah risiko, meliputi obligasi korporasi, BUMN dan swasta, serta deposito. Kemudian, ada 17 persen portofolio dengan risiko sedang atau medium risk.

"Ini yang kontrolnya sangat benar-benar dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak menimbulkan lost di dalam realisasinya," tutur Subchan.

Baca Juga: Ada Badai PHK, Klaim JKP Tembus Rp25 Miliar

2. Strategi meningkatkan aset BPJS Ketenagakerjaan

Resesi Global Mengancam, Duit Pekerja di BPJS Ketenagakerjaan Aman?Ilustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Ada beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan aset dana jaminan sosial (DJS) dan BPJS Ketenagakerjaan. Pertama Mengoptimalkan momentum kenaikan suku bunga yang berdampak pada kenaikan yield investasi obligasi dalam negeri.

Strategi kedua adalah melakukan renegosiasi dengan bank penempatan untuk menaikkan rate suku bunga deposito terbaik.

"Saat ini putusan dari Bank Indonesia bahwa BI Rate 4,75 persen, di mana bunga deposito ditetapkan sebesar 4 persen dan juga landing rate-nya itu ditetapkan 5,5 persen oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu BPJS yang memiliki deposito sekitar 12 persen ini mampu menjadikan daya tawar kepada bank untuk dilakukan renegosiasi untuk melakukan adjustment terhadap bunga-bunga deposito yang ada di perbankan," ujarnya.

Strategi ketiga adalah building pada instrumen saham dengan tetap mempertahankan momentum pasar dan waktu yang tepat. Keempat, mempertimbangkan penambahan alokasi pada balance fund dan fixed income fund. Kelima, mengoptimalkan momentum yang memiliki potential gain.

"Jadi reksadana-reksadana kita yang memang memiliki potensial gain paling tidak di atas 5 persen itu bisa dilakukan selling," tambah Subchan.

Baca Juga: Resesi Menghantui, Sulsel Siapkan Mitigasi Cegah PHK Massal

3. Hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan tembus Rp29 triliun

Resesi Global Mengancam, Duit Pekerja di BPJS Ketenagakerjaan Aman?Ilustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo dalam kesempatan yang sama menyampaikan, dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan per September adalah Rp607,51 triliun, meningkat 16,3 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).

"Hasil investasi Rp29,9 triliun atau meningkat 19 persen year-on-year," sambungnya.

Yield atau imbal hasil yang diperoleh dari dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan juga sudah melampaui proyeksi dalam Rencana Kerja Dan Anggaran Tahunan (RKAT).

"Kalau kita lihat bagaimana dengan RKAT kita, di RKAT kita target yield kita adalah 6,55 persen, hari ini kita 6,87 persen. Artinya memang dari sisi kinerja investasi saat ini sudah ada di atas dari RKAT yang dicanangkan," tambahnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya