Rupiah Lampaui Rp16 Ribu, Bos BI Siap Meredam dengan Cara Ini

Perlu bauran kebijakan fiskal dan moneter

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menegaskan komitmen bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pernyataan tersebut disampaikan sebagai respons terhadap pelemahan nilai tukar rupiah yang mencapai Rp16 ribu per dolar AS.

Perry mengatakan BI aktif di pasar untuk memastikan stabilitas nilai tukar tetap terjaga. Salah satu strategi yang ditekankan oleh Perry adalah melalui intervensi, baik di pasar spot maupun di pasar non-deliverable forward (NDF).

“BI selalu berada di pasar ya, kami akan pastikan stabilisasi nilai tukaran akan terjaga, kita terus melakukan intervensi, baik di spot maupun di non-delivery forward,” kata Perry saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024).

Baca Juga: Usai Libur Lebaran, Rupiah Tembus Rp16.142,5 per Dolar AS

1. BI galakkan koordinasi dengan pemerintah jaga nilai tukar rupiah

Rupiah Lampaui Rp16 Ribu, Bos BI Siap Meredam dengan Cara IniBank Indonesia (Dok BI)

Bos BI tersebut menyoroti pentingnya kerja sama antara Bank Indonesia dan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi, khususnya moneter dan fiskal. Perry menekankan koordinasi antara BI dengan pemerintah dalam hal kebijakan fiskal menjadi krusial untuk memastikan stabilitas nilai tukar rupiah.

Perry juga menegaskan BI akan terus berada di pasar untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna stabilisasi nilai tukar rupiah.

“Tentu saja koordinasi dengan pemerintah dengan fiskal, bagaimana untuk menjaga stabilitas moneter dan stabilisasi fiskal. Pastikan kami berada di pasar untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar,” tambahnya.

2. Pemerintah menyadari perlunya menerapkan bauran kebijakan

Rupiah Lampaui Rp16 Ribu, Bos BI Siap Meredam dengan Cara Iniilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Senada, Menko Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan perlunya menerapkan bauran kebijakan fiskal dan moneter yang efektif. Selain itu, menjaga stabilitas nilai tukar dan memonitor kenaikan harga logistik serta harga minyak juga menjadi fokus penting dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi nasional.

“Tentu kita perlu melakukan beberapa kebijakan antara lain bauran fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN, dan memonitor kenaikan logistik dan kenaikan harga minyak,” kata Airlangga saat memberi keterangan pers usai ratas di Kompleks Istana Kepresidenan.

Baca Juga: Imbas Serangan Iran, The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga

3. Berbagai skenario disiapkan untuk menjaga iklim ekonomi

Rupiah Lampaui Rp16 Ribu, Bos BI Siap Meredam dengan Cara IniMenteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan hasil rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Airlangga menekankan komitmen pemerintah untuk terus mendorong reformasi struktural guna meningkatkan iklim investasi di Indonesia. Dalam hal itu, menjaga ekspektasi investor menjadi salah satu prioritas utama, dengan mengimplementasikan kebijakan yang memperkuat daya saing ekonomi serta menarik investasi jangka panjang ke Tanah Air.

Pemerintah menyadari, kepastian merupakan kunci penting dalam mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, langkah-langkah yang diambil harus memastikan kepastian tersebut terjaga dengan baik.

“Jadi kepastian-kepastian itu yang harus dijaga dan tentu nanti berbagai skenario sudah dibahas,” tambahnya.

Baca Juga: Begini Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Pasar Modal dan IHSG

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya