Rupiah Loyo Pagi Ini, Investor Tunggu Data Neraca Dagang

Rupiah melemah 39,5 poin

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah 39,5 poin ke level Rp14.790 per dolar AS pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (15/5/2023) pagi.

Mengutip Bloomberg, hingga pukul 09.17 WIB, pelemahan kurs rupiah membesar menjadi sebanyak 62 poin atau 0,42 persen ke Rp14.812,5 per dolar AS.

Posisi rupiah pagi ini melanjutkan tren negatif pada penutupan perdagangan Jumat, 12 Mei 2023 yang melemah 29 poin atau 0,2 persen ke Rp14.751 per dolar AS.

Baca Juga: IHSG Melesat Pagi Ini, Cek 4 Saham yang Potensi Cuan

1. Ada sejumlah faktor yang membuat rupiah melemah

Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS hari ini. Ada sejumlah faktor yang akan memengaruhi gerak rupiah hari ini. Pertama adalah kekhawatiran pasar soal krisis perbankan di Negara Paman Sam.

"Kali ini bank regional AS menjadi sorotan, di mana salah satu masalahnya yaitu terjadi penurunan deposit, menjadi salah satu pemicu penguatan dolar AS di mana dolar masih menjadi aset safe haven," tuturnya.

Pelaku pasar juga masih menantikan hasil negosiasi kenaikan batas utang AS. Diketahui bahwa AS terancam gagal bayar utang pada Juni mendatang apabila tidak ada langkah yang diambil oleh Kongres AS.

Penguatan dolar AS juga dipicu oleh isu pelambatan ekonomi China setelah data neraca perdagangan negara tersebut pada periode April menunjukan penurunan pertumbuhan ekspor dan impor, serta survei aktivitas manufaktur China periode April juga menunjukkan kontraksi.

Analis DCFX Futures, Lukman Leong juga menyampaikan hal serupa, di mana rupiah tertekan oleh penguatan dolar AS dan naiknya imbal hasil obligasi AS. Itu terjadi setelah data sentimen konsumen AS menunjukkan kenaikan pada ekspektasi inflasi jangka panjang.

Ditambah lagi, pelemahan rupiah dipengaruhi oleh pernyataan hawkish dari pejabat bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) Bowman akan perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut dari the Fed.

2. Pelemahan rupiah masih bisa ditahan

Ariston mengatakan, ekspektasi pasar soal bank sentral AS tidak akan menaikan suku bunga acuannya untuk sementara bisa menjadi katalis untuk menahan penguatan dolar AS.

"Dari dalam negeri, data trade balance (neraca perdagangan) bisa menjadi mover untuk rupiah. Hasil surplus yang diimbangi kenaikan pertumbuhan ekspor bisa membantu penguatan rupiah," tambahnya.

Lukman juga menilai rupiah berpotensi membatasi perlemahan apabila data neraca perdagangan yang akan dirilis siang ini lebih baik dari perkiraan, atau minimal sesuai dengan ekspektasi untuk melanjutkan rekor surplus berkelanjutan.

Baca Juga: Ekonom Proyeksi Neraca Dagang April 2023 Surplus US$ 3,25 Miliar 

3. Proyeksi pergerakan rupiah hari ini

Lukman memproyeksikan bahwa rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.700 sampai Rp14.850 per dolar AS.

Sementara Ariston memperkirakan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp14.800, dengan potensi support di kisaran Rp14.700 dolar AS.

 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya