Sri Lanka Naikkan Tarif Listrik 275 Persen Demi Dapat Bantuan IMF

Sri Lanka sedang mengalami kebangkrutan

Jakarta, IDN Times - Dewan Listrik Sri Lanka menaikkan tarif listrik kepada pelanggan hingga 275 persen. Ini bukan kali pertama negara tersebut menaikkan tarif listrik secara tajam di tengah kebangkrutan yang dialaminya.

Saat ini Sri Lanka sedang berusaha mendapatkan dana talangan dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) untuk membantu negara mengatasi krisis yang dialaminya. Demikian dilansir Dhaka Tribune, Jumat (17/2/2023).

Krisis keuangan yang belum pernah terjadi telah membuat 22 juta penduduk Sri Lanka menderita selama berbulan-bulan akibat kekurangan makanan dan bahan bakar, bersamaan dengan pemadaman listrik yang berkepanjangan.

Baca Juga: Korsel Sebut Krisis Pangan dan Kelaparan di Korut Semakin Buruk  

1. Kenaikan tarif listrik jadi syarat dari IMF

Sri Lanka Naikkan Tarif Listrik 275 Persen Demi Dapat Bantuan IMFLogo IMF (twitter.com/Kenyan Facts)

Pemerintah Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya sebesar 46 miliar dolar AS dan sedang menyelesaikan paket penyelamatan dengan Dana Moneter Internasional untuk memulihkan keuangannya yang hancur.

"Kami harus menaikkan biaya listrik agar sesuai dengan persyaratan IMF bahwa kami tidak bisa mendapatkan bantuan dari bendahara," ujar Menteri Energi Kanchana Wijesekera kepada para wartawan.

"Kami harus menghasilkan pendapatan untuk menutupi biaya-biaya kami," jelas dia.

Baca Juga: Demi Bantuan Rp17 Triliun, Pakistan Akan Temui Direktur IMF

2. Pelanggan harus bayar listrik 30 rupee per kWh

Sri Lanka Naikkan Tarif Listrik 275 Persen Demi Dapat Bantuan IMFilustrasi pemandangan kesibukan di salah satu kota Sri Lanka (Pixabay.com/8268513)

Rumah tangga sekarang akan membayar tarif listrik setidaknya 30 rupee atau setara Rp5.503 per kWh, angka yang dinilai sesuai dengan tarif rata-rata di negara tetangga, India.

Kenaikan tarif listrik terendah sebesar 275 persen ini menyusul kenaikan sebesar 264 persen yang mulai berlaku enam bulan yang lalu.

Konsumen yang lebih besar mengalami kenaikan tarif listrik sebesar 60 persen setelah kenaikan sebesar 80 persen pada bulan Agustus.

Baca Juga: BI: 28 Negara Ajukan Bantuan Keuangan Kepada IMF

3. Diharapkan pemadaman listrik berkala dapat diakhiri

Sri Lanka Naikkan Tarif Listrik 275 Persen Demi Dapat Bantuan IMFilustrasi (Pexels.com/Dhivakaran S)

Wijesekera mengatakan bahwa kenaikan tarif listrik ini akan memungkinkan negara Sri Lanka mengakhiri pemadaman listrik selama 140 menit per hari yang saat ini berlaku di seluruh pulau.

"Dengan meningkatnya pendapatan, kami akan mampu membeli bahan bakar yang diperlukan untuk memastikan tidak adanya gangguan listrik mulai hari ini," katanya.

Sri Lanka mengalami pemadaman listrik setiap hari hingga 13 jam pada tahun lalu karena perusahaan listriknya kehabisan uang untuk membeli bahan bakar impor untuk generator.

Protes berbulan-bulan pada puncak krisis membuat Presiden Gotabaya Rajapaksa terpaksa meninggalkan negaranya pada bulan Juli dan mengundurkan diri setelah adanya tuduhan salah urus ekonomi dan korupsi.

Penggantinya, Ranil Wickremesinghe telah bernegosiasi dengan para kreditor internasional dan memberlakukan kenaikan pajak untuk memuluskan pemberian dana talangan IMF.

Wickremesinghe mengatakan bahwa perekonomian Sri Lanka mengalami kontraksi hingga 11 persen tahun lalu dan negara tersebut kemungkinan besar akan tetap berada dalam kebangkrutan hingga setidaknya tahun 2026.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya