Sri Mulyani Optimistis Gen Z Mampu Adaptasi terhadap Perubahan

Gen z memiliki kemampuan beradaptasi yang baik

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimis generasi z atau gen z mampu menghadapi perubahan dunia yang bergerak sangat cepat. Sebab, generasi yang lahir antara tahun 1995 sampai 2010 ini sudah terbiasa menghadapi perubahan sejak kecil.

Gen z lahir di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat. Bahkan Sri Mulyani mencontohkan bahwa cucunya yang masih kecil saja sudah bisa mengoperasikan YouTube.

"Mereka sudah terlatih, kalau disebutnya digital native. Digital native itu sudah biasa bahwa untuk anak bayi seperti cucu saya yang paling kecil itu dia udah tahu, dia bisa membuka YouTube, padahal dia belum sekolah," katanya dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Kesalahan yang Dilakukan Perusahaan Teknologi

1. Sri Mulyani menilai gen z sangat adaptif

Sri Mulyani Optimistis Gen Z Mampu Adaptasi terhadap PerubahanIlustrasi Gen Z. Gambar by IDN Times.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut bahwa sifat dari gen z sangat fleksibel, lincah dan adaptif, berbeda dengan generasi yang tumbuh di zaman Sri Mulyani yang umumnya ingin bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

"Kalau mereka sekolah itu 'emang sekolah ada gunanya? emangnya di kampus saya dapat pelajaran apa?' I think i get more lesson dengan YouTube atau dengan segala macam. Jadi mereka itu udah biasa hidup dengan banyak alternatif dan reality-reality yang begitu banyak," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Sri Mulyani: Tekor APBN 2022 Cuma Rp464,3 Triliun

2. Masalah bisa diolah jadi peluang oleh gen z

Sri Mulyani Optimistis Gen Z Mampu Adaptasi terhadap Perubahanilustrasi gen Z (IDN Times/Indonesia Gen Z Report 2022)

Sri Mulyani mengakui tantangan yang dihadapi gen z terbilang kompleks karena perubahan terjadi begitu cepat. Dia mencontohkan siklus bisnis (business cycle) yang dulu perubahannya terjadi mungkin 7 tahun sekali, sekarang bisa hanya 2 tahun sekali.

Siklus bisnis adalah jenis fluktuasi yang terjadi dalam aktivitas ekonomi agregat suatu negara, yakni siklus yang terdiri dari ekspansi yang terjadi pada waktu yang hampir bersamaan dalam banyak aktivitas ekonomi, diikuti oleh kontraksi umum yang sama (resesi). Urutan perubahan ini berulang tetapi tidak periodik.

Tapi dia tetap optimis terhadap gen z karena mereka adalah orang-orang yang akan terus mampu beradaptasi.

"Mereka selalu lihat ada masalah itu mungkin untuk generasi seperti kita dianggap masalah, buat mereka opportunity," sebutnya.

Baca Juga: Tutup Perdagangan 2022, Sri Mulyani Mau 1.000 Perusahaan IPO di BEI

3. Pemerintah berupaya menjaga fondasi ekonomi

Sri Mulyani Optimistis Gen Z Mampu Adaptasi terhadap PerubahanMenteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Pemerintah akan terus berupaya membuat fondasi ekonomi negara tetap stabilitas. Untuk itu, pemerintah akan menjaga konsumsi masyarakat yang hanya bisa diciptakan jika mereka memiliki penghasilan. Untuk itu harus diupayakan terciptanya nilai tambah.

"Makanya bikin regulasi adalah yang bisa meng-generate opportunity untuk menciptakan nilai tambah sehingga orang bisa mendapatkan income dan dia kemudian bisa melakukan consumption," jelasnya.

Sri Mulyani melanjutkan, nilai tambah hanya terjadi kalau ada investasi, di mana investasi akan muncul jika ada keyakinan. Nah, keyakinan ini muncul kalau pemerintahnya bisa dipercaya.

"Jadi fondasinya tetap pada fondasi yang basic fundamental-nya sama, cuma bentuknya mungkin berbeda-beda. Kami makanya dari Kementerian Keuangan kita membuat fondasi bahwa APBN itu menjadi anchor yang bisa diandalkan, kredibel, sehingga dia menambah confidence untuk menciptakan kepastian sehingga investasi terjadi," tambah Sri Mulyani.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya