Tahun Ini Rekor, BEI Targetkan 62 Perusahaan IPO di 2024

Di 2023 sudah ada 73 perusahaan IPO

Jakarta, IDN Times - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 62 perusahaan akan melakukan initial public offering (IPO) pada 2024. IPO atau penawaran umum perdana adalah proses di mana perusahaan pertama kali menjual sahamnya ke publik melalui pasar saham.

"Khusus untuk saham, targetnya adalah 62 perusahaan baru yang tercatat di Bursa Efek Indonesia," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman dalam konferensi pers virtual, Kamis (26/10/2023).

Baca Juga: 2 Emiten IPO Hari Ini, 70 Perusahaan Tercatat di BEI selama 2023

1. Sudah ada 73 perusahaan IPO hingga 11 Oktober 2023

Tahun Ini Rekor, BEI Targetkan 62 Perusahaan IPO di 2024Merek minuman Teguk di bawah PT Platinum Wahab Nusantara melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (10/7/2023). (dok. BEI)

Pada 2023, BEI mencatat sudah ada 73 perusahaan yang mencatatkan saham di bursa dengan total fund-raised mencapai Rp53,06 triliun per 11 Oktober. Jumlah pencatatan saham tahunan tersebut adalah yang tertinggi di sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia.

Fund-raised mengacu pada jumlah dana yang berhasil dikumpulkan oleh perusahaan yang melakukan IPO melalui bursa efek.

Berdasarkan laporan EY Global IPO Trends Q3 2023, capaian hingga kuartal III-2023, menempatkan BEI di peringkat ke-5 di bursa global dari segi jumlah IPO, serta peringkat ke-7 di bursa global dari segi total fund-raised.

Baca Juga: 2 Anak Usaha BUMN Ini Tak Kunjung IPO, Apa Alasannya?

2. Targetkan penerbitan 230 efek di 2024

Tahun Ini Rekor, BEI Targetkan 62 Perusahaan IPO di 2024Wartawan salah satu stasiun televisi melaporkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/9/2020) (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Melalui Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT), BEI menargetkan jumlah penerbitan sebanyak 230 efek di 2024. Itu terdiri atas pencatatan saham, sukuk, obligasi, dan efek lainnya meliputi Exchange-Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA).

Kemudian, Efek Beragun Aset (EBA), Efek Beragun Aset Syariah (EBA-S), Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi (EBA-SP), Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi Syariah (EBA-SP Syariah) serta Waran Terstruktur.

"Jadi, kami dalam konteks ini yang dapat kami sampaikan bahwa RKAT sebelumnya itu 200 instrumen yang tercatat, sekarang kita targetkan di tahun 2024 itu 230 instrumen," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menambahkan.

3. Targetkan laba bersih Rp259,44 miliar di 2024

Tahun Ini Rekor, BEI Targetkan 62 Perusahaan IPO di 2024Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

BEI juga memproyeksikan total pendapatan usaha yang akan diperoleh perusahaan naik sebesar Rp153,38 miliar atau 11,86 persen menjadi Rp1,45 triliun di 2024. Kemudian, biaya usaha diproyeksikan naik Rp114,41 miliar atau 9,61 persen menjadi Rp1,31 triliun.

Laba sebelum pajak ditargetkan menjadi Rp316,44 miliar. Setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp57,0 miliar maka perolehan laba bersih BEI pada 2024 adalah Rp259,44 miliar.

Kemudian, total aset BEI diproyeksikan sebesar Rp6,56 triliun atau naik 6,52 persen dari RKAT 2023-revisi. Sedangkan saldo akhir kas dan setara kas, termasuk investasi jangka pendek pada 2024 mencapai Rp3,12 triliun.

Baca Juga: Melantai di BEI Hari Ini, Simak 4 Fakta IPO Cinema XXI

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya