Apindo Sebut Keputusan MK Beri Dampak Positif bagi Ekonomi
Intinya Sih...
- Keputusan MK terhadap sengketa Pilpres 2024 membawa angin segar bagi perekonomian RI
- Memberikan kepastian bagi dunia usaha dan tingkat keuntungan yang besar dalam konteks ekonomi Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak seluruh permohonan pemohon soal sengketa Pilpres 2024 membawa angin segar bagi perekonomian RI, baik dari sisi investasi dan dunia usaha. Hal ini disampaikan Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani.
"Ini menjadi babak akhir setelah MK melakukan persidangan secara maraton selama 14 (empat belas) hari kerja," ucap Ajib, Selasa (23/4/2024).
Baca Juga: Pasca Putusan MK, Saham Terafiliasi Prabowo-Gibran Ngegas
1. Pengusaha beberkan 2 dampak positif dari keputusan MK
Ajib mengatakan, ada dampak positif keputusan MK ini bagi investasi dan dunia usaha. Pertama, keputusan ini memberikan kepastian bagi dunia usaha. Alhasil, Ajib mengklaim bahwa keputusan MK ini cenderung diterima oleh sebagian masyarakat dan relatif tidak menimbulkan gejolak politik maupun sosial.
Stabilitas seperti inilah yang memberikan insentif positif karena tingkat resiko menjadi kecil, sehingga sisi kepastian investasi dan ekonomi menjadi lebih terukur.
"Pertimbangan kedua, adalah faktor imbal hasil, atau tingkat keuntungan. Dalam konteks ini, ekonomi Indonesia menawarkan potensi yang berlimpah. Mulai dari sumber daya alam, komoditas unggulan, sampai dengan local domestic demand yang mencapai 280 juta penduduk," ucap Ajib.
Baca Juga: Ketum Kadin: Putusan MK Berikan Kepastian Dunia Usaha
Editor’s picks
2. Kepastian MK akan akselerasi laju ekonomi lebih maksimal
Di samping itu dampak dari sisi komposisi pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Artinya, peningkatan nilai tambah, manufacturing dan investasi masih mempunyai porsi dan potensi yang besar untuk memperbesar dalam rasio PDB ini.
"Ketika kepastian dan tingkat imbal hasil bisa optimal, perekonomian akan tereskalasi lebih maksimal," tutur Ajib.
3. Pengusaha harap kinerja ekonomi tetap positif di tengah gejolak global
Di tengah memanasnya tensi geopolitik dan kebijakan ekonomi global sedang tidak mendukung serta konflik antara Iran-Israel yang terus memanas, tidak bisa diprediksikan kapan bisa mereda.
Kondisi ini pun berimplikasi pada kebijakan moneter global yang dipicu tingginya tingkat suku bunga acuan The Fed juga memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
"Yang diharapkan selanjutnya, kondisi positif nasional ini memberikan multiplier effect lebih kuat dibandingkan kontradiksi global yang sedang terjadi," ujarnya.
Sepanjang 2022, pertumbuhan ekonomi secara agregat mencapai 5,31 persen sedangkan pada 2023 menurun menjadi 5,05 persen. Target pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2 persen tentunya membutuhkan dukungan stabilitas politik dan sosial yang menjadi prasyarat mendasar investasi dan keyakinan pasar.