Awas Tipu Daya Penipuan Lowongan Kerja Freelance! 

Dijanjikan dengan imbalan menarik

Jakarta, IDN Times - Menawarkan pekerjaan dengan iming-iming penghasilan yang tinggi dapat jadi daya tarik untuk banyak orang. Sayangnya, modus seperti ini digunakan oleh pelaku kejahatan untuk menipu korbannya.

Target korbannya adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan setelah menyelesaikan studi atau mereka yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan.

Dilansir dari laman resmi Bank BCA, diperlukan langkah preventif agar tidak menjadi korban rayuan lowongan pekerjaan dengan penghasilan tinggi.

Cari tahu yuk, langkah pencegahan supaya terhindar dari modus penipuan serupa!

Baca Juga: Bank BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Simak Syaratnya!

1. Menghubungi calon korban secara acak

Awas Tipu Daya Penipuan Lowongan Kerja Freelance! Ilustrasi Telepon. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pelaku kejahatan akan menghubungi para calon korban secara random atau acak. Biasanya hal itu dilakukakn via aplikasi chat seperti WhatsApp.

Siapa pun bisa mendapatkan pesan tersebut walau tidak melakukan registrasi atau melamar pekerjaan di sebuah tempat. Para penipu itu akan mengaku bekerja dari sebuah perusahaan dan tidak jarang kamu juga bisa menemukan perusahaan tersebut di internet.

Nomor yang digunakan bisa berupa nomor dari provider Indonesia maupun nomor dengan kode negara lain. Saat mengirim dengan menggunakan kode nomor negara lain, mereka akan menggunakan bahasa Indonesia yang sedikit kaku. Cara ini untuk meyakinkan calon korbannya bahwa dia bukan pengguna bahasa Indonesia asli.

Baca Juga: Tips Nabung Konsisten Pakai Tabungan Rencana, Catat Ya!

2. Menawarkan pekerjaan yang mudah dengan imbalan menarik

Awas Tipu Daya Penipuan Lowongan Kerja Freelance! ilustrasi bonus (IDN Times/Aditya Pratama)

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh oknum kejahatan tersebut adalah menawarkan pekerjaan freelance atau paruh waktu kepada calon korbannya. Pekerjaan yang ditawarkan sangat mudah tanpa membutuhkan keahlian khusus.

Misalnya, hanya perlu mem-follow dan memberikan like pada sebuah akun media sosial. Akun media sosial itu pun sudah dirancang untuk membuat calon korbannya lebih percaya. 

Menariknya, pekerjaan tersebut menjanjikan imbalan yang menarik dan bisa dilakukan saat itu juga. Hal ini membuat banyak orang tertarik untuk menerima tawarannya.

Baca Juga: Pandu Sjahrir Sebut Rumah Bukan Investasi Terbaik, Kenapa?

3. Meminta masuk ke dalam grup aplikasi berkirim pesan

Awas Tipu Daya Penipuan Lowongan Kerja Freelance! ilustrasi whatsapp

Korban yang tertarik dan bersedia melakukan tugas tersebut akan diminta terlebih dulu masuk ke dalam grup chat yang ada di aplikasi Telegram.

Setelah masuk ke dalam grup, korban akan diberikan arahan tentang tugas yang harus dikerjakan.

Grup tersebut akan berisi ratusan akun yang mungkin adalah korban dan sindikat pelaku kejahatan tersebut, bahkan topik yang dibicarakan di dalam grup pun cukup meyakinkan. Mulai dari tips dalam melakukan pekerjaan hingga pembayaran komisi dari tugas.

4. Dijanjikan dapat imbalan komisi yang menarik

Awas Tipu Daya Penipuan Lowongan Kerja Freelance! ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Korban yang sudah diberikan tugas hanya perlu menyelesaikan semua pekerjaan yang diminta itu.

Pekerjaan tersebut pun bisa diselesaikan korban dalam waktu cepat. Korban akan diminta screenshot pekerjaannya sebagai bukti.

Reward atas pekerjaan akan didapatkan dalam tempo singkat, setelah pekerjaan selesai. Sayangnya, hal ini hanyalah sebuah trik supaya korban tetap percaya dengan modus kejahatan yang dijalankan.

5. Pelaku minta transfer uang sebagai deposit

Awas Tipu Daya Penipuan Lowongan Kerja Freelance! Ilustrasi Pembayaran (IDN Times/Arief Rahmat)

Kemudian, pelaku pun akan memberikan pekerjaan tambahan atau sering disebut tugas prabayar dengan reward yang lebih besar. Namun, ada beberapa syarat yang perlu dilakukan oleh korban untuk mendapatkan pekerjaan ini.

Misalnya, korban diminta untuk mentransfer sejumlah uang deposit ke rekening pelaku. Jika tidak, maka reward-nya akan kembali turun ke nominal awal. Lalu, korban langsung mendapatkan reward yang masuk ke rekeningnya. Hal ini pun membuat korban semakin percaya.

Selanjutnya, korban diminta untuk mentransfer lagi sejumlah uang yang lebih besar dari sebelumnya dengan iming-iming mendapatkan reward yang lebih besar lagi.

Namun reward yang dijanjikan itu tidak didapatkan. Jika ingin mendapatkan reward-nya, maka korban harus melakukan transfer dengan nominal yang juga lebih besar lagi.

Baca Juga: 6 Perbedaan Asuransi dan Tabungan Pendidikan 

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya