Bank Indonesia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi QI Lebih Baik dari Q4
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I dan II 2024 lebih tinggi dibanding capaian pada kuartal IV 2023 sebesar 5,04 persen. Hal ini didukung oleh permintaan domestik yang kuat.
"Pertumbuhan ekonomi di kuartal I dan II tahun 2024 diperkirakan akan lebih tinggi dari kuartal IV tahun 2023 didukung permintaan domestik yang tetap kuat dari konsumsi rumah tangga sejalan dengan Ramadan dan Idul Fitri 1445 Hijriah," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (24/4/2024).
1. Investasi ditopang oleh proyek PSN
Ia mengatakan investasi bangunan juga lebih tinggi dari perkiraan ditopang oleh berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) di sejumlah daerah dan berkembangnya properti swasta sebagai dampak positif dari insentif Pemerintah.
Meskipun demikian, konsumsi rumah tangga dan investasi nonbangunan perlu terus didorong untuk mendukung berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga: Daftar Investasi Apple di Indonesia, Nilainya Baru Rp1,6 Triliun
2. Kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi turunnya ekspor komoditas
Editor’s picks
Sementara itu, kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh penurunan ekspor komoditas sejalan dengan harga komoditas yang turun dan permintaan dari mitra dagang utama, seperti China, yang masih lemah.
"Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), sektor Industri Pengolahan, Informasi dan Komunikasi, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Konstruksi diperkirakan tumbuh kuat," jelas Perry.
Baca Juga: KAI Minta Bantuan Pemerintah Atasi Utang Proyek Kereta Cepat
3. Pertumbuhan ekonomi berada akhir tahun di kisaram 4,7-5,5 persen
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah tetap baik, didukung oleh permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga.
Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan berada dalam kisaran 4,7-5,5 persen.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah, termasuk melalui stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia, guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, khususnya dari sisi permintaan domestik," imbuhnya.