Beras Catat Deflasi Setelah 8 Bulan Alami  Inflasi

Bawang merah alami inflasi 30,75 persen di April

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas beras mengalami deflasi setelah mengalami inflasi selama delapan bulan berturut-turut atau sejak Agustus 2023. Hal ini sejalan dengan meningkatnya produksi beras.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, sejak Januari 2021, komoditas beras mengalami deflasi terdalam pada April 2024.

“Hal ini seiring peningkatan produksi beras dan dampaknya tingkat inflasi beras terus menurun, terjadi deflasi pada April 2024 sebesar 2,72 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,12 persen,” ucap Amalia dalam Konferensi Pers BPS pada Kamis (2/5/2024).

Baca Juga: Kenaikan Harga Beras di Desa lebih Tinggi Dibandingkan Kota

1. Data sementara, produksi beras Januari-April capai 5,5 juta ton

Beras Catat Deflasi Setelah 8 Bulan Alami  Inflasiilustrasi beras ketan (freepik.com/jcomp)

Berdasarkan data BPS, deflasi beras terjadi di 28 provinsi, sedangkan 1 provinsi harga beras stabil dan 9 provinsi lainnya masih mengalami inflasi beras. Beras merupakan bagian dari kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.

Angka sementara, produksi beras Januari-April 2024 mencapai 5,5 juta ton. Angka ini melonjak dibandingkan Februari hanya 1,35 juta ton beras dan April sebesar 3,38 juta ton beras.

Data produksi beras ini dihitung berdasarkan potensi luas panen periode April 2024 serta menggunakan rata-rata produktivitas 2018-2024.

Baca Juga: Pemerintah Naikkan Harga Eceran Tertinggi Beras, Ini Rinciannya

2. Harga beras di penggilingan alami kontraksi 8,04 persen

Beras Catat Deflasi Setelah 8 Bulan Alami  InflasiBantuan sosial (bansos) beras. (dok. Bulog)

Amalia menjelelaskan rata-rata harga beras di penggilingan pada April 2024 sebesar Rp13.012 secara bulanan. Harga itu mengalami kontraksi 8,04 persen secara bulanan dan secara tahunan tumbuh 15,31 persen.

Tingkat inflasi beras grosir sebesar Rp13.835 secara bulanan kontraksi 4,77 persen tetapi secara tahunan tumbuh 14,07 persen. Sementara, tingkat inflasi beras eceran sebesar Rp15.109 mengalami kontraksi sebesar 2,72 persen, tetapi secara tahunan meningkat hingga 15,9 persen. 

Baca Juga: RI Impor Beras 567.220 Ton di Maret 2024, Meroket 921,51 Persen

3. Daftar komoditas yang alami deflasi di momen Lebaran

Beras Catat Deflasi Setelah 8 Bulan Alami  InflasiCabai yang dijual di warung sembako Tabanan (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Sementara kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi setelah tiga tahun berturut-turut menjadi penyumbang inflasi pada momen lebaran yaitu April 2023, Mei 2022, dan Mei 2021.

Komoditas yang meredam inflasi bulan ini di antaranya cabai merah, beras, telur ayam ras, cabai rawit, dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,14 persen, 0,12 persen, 0,06 persen dan 0,04 persen.

Meski terjadi deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau beberapa komoditas pangan mengalami inflasi dan menyumbang inflasi pada April 2024.

Baca Juga: Inflasi April Turun Jadi 3 Persen, Ini Pemicunya!

4. Inflasi bawang merah di April tembus 30,75 persen

Beras Catat Deflasi Setelah 8 Bulan Alami  Inflasiilustrasi bawang merah (pixabay.com/ignartonosbg)

Sebanyak 10 komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi tercatat 6 di antaranya adalah komoditas pangan. Bawang merah menjadi komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi dengan inflasi 30,75 persen dan memberikan andil inflasi 0,14 persen. 

“Hal ini terjadi karena menurunnya suplai bawang merah di beberapa wilayah. Inflasi ini tertinggi selama periode Januari 2021 sampai April 2024 untuk bawang merah,” tutur Amalia.

Kondisi ini pun sejalan dengan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Maret 2024 menunjukkan curah hujan sangat tinggi terjadi di Jawa Tengah bagian utara.

"Kami mencatat peristiwa ini berdampak pada harga bawang merah di bulan April 2024. Kenaikan harga disebabkan karena terganggunnya produksi di wilayah sentra karena banjir di sepanjang Pantura seperti Brebes-Cirebon Kendal-Demak Grobogan-Pati dan lain-lain," tegas Amalia. 

Sementara itu, tomat kembali mengalami inflasi setelah sebelumnya mengalami deflasi dua bulan berturut-turut. Untuk tekanan inflasi bawang putih sudah melandai seiring dengan realisasi impor bawang putih yang meningkat pada Maret 2024. 

"Tekanan inflasi daging ayam ras juga berkurang sejalan dengan peningkatan produksi dan juga peningkatan produksi jagung pipilan kering pada Maret dan April 2024," ucapnya. 

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya