Berkat TOD MRT, Kualitas Hidup dan Produktivitas Pekerja Meningkat

Efisiensi waktu tempuh perjalanan dorong efek berganda

Jakarta, IDN Times - PT Integrasi Transit Jakarta (PT ITJ), anak usaha dari PT MRT Jakarta (Perseroda), terus berupaya melakukan pengembangan Kawasan Berorientasi Transit atau Transit Oriented Development (TOD) di kawasan Ibu Kota. 

Tujuannya, untuk menciptakan pembangunan kota yang bertumpu pada transportasi publik, namun juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal dan berkegiatan di daerah perkotaan.

Direktur Utama Integrasi Transit Jakarta (ITJ), Ferdiansyah Roestam, mengatakan konektivitas transportasi melalui MRT Jakarta dan TOD telah berdampak nyata terhadap pemangkasan waktu tempuh perjalanan masyarakat Jakarta.

Efisiensi waktu perjalanan itu lantas menimbulkan efek berganda pergerakan harian masyarakat. Sebab, rata-rata waktu perjalanan pulang-pergi dari tempat tinggal ke kantor yang memakan waktu hingga 3-5 jam per hari, kini jadi jauh lebih singkat.

"Transportasi massal seperti MRT mampu menghubungkan Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat hanya dalam waktu 30 menit, ini memangkas panjangnya perjalanan tersebut,"  jelas Roestam, di MRT Jakarta Hub, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Juli 2023. 

Baca Juga: Nilai Investasi TOD MRT Jakarta Rp1,5 Triliun, Kawasan Terdongkrak!

1. TOD MRT bikin hidup pekerja lebih teratur dan bahagia

Berkat TOD MRT, Kualitas Hidup dan Produktivitas Pekerja MeningkatPenumpang MRT Jakarta (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Menurut Roestam konektivitas MRT Jakarta telah berhasil memangkas waktu tempuh seorang pekerja hingga 4,5 jam. Dengan pemangkasan waktu perjalanan yang cukup besar, selisih waktu tersebut bisa digunakan untuk kegiatan lain.

Misalnya, aktivitas untuk meningkatkan kemampuan diri hingga kegiatan sosial dengan kolega di tempat kerja maupun rekan sebaya.

"Beberapa (pekerja) di antaranya bisa melakukan self improvement. Banyak juga dari mereka sehabis pulang berkerja bisa mengambil kursus bahasa Inggris, maupun aktivitas public speaking," jelasnya.

Dari sebuah efisiensi perjalanan itu, dampak yang positif dan seringkali tak dirasakan, adalah meningkatnya produktivitas masyarakat di Ibu Kota.

“Pola hidup orang menjadi lebih teratur dan bahagia. Jadi prinsipnya, kami ingin meningkatkan konektivitas lalu kualitas hidup," ucap Roestam. 

2. Konektivitas MRT bisa hidupkan Taman Literasi Martha Christina

Berkat TOD MRT, Kualitas Hidup dan Produktivitas Pekerja Meningkatpotret suasana di Taman literasi Martha Christhina Tiahahu (instagram.com/pakindro)

Disisi lain, TOD MRT Jakarta berhasil meningkatkan geliat ekonomi kreatif di Taman Literasi Martha Christina, di Blok M, Jakarta Selatan.

Ia bercerita taman tersebut, sempat tidak mengalami perkembangan selama 15 tahun terkahir, karena akses yang belum terkoneksi. Namun seiring berjalannya waktu, Taman Literasi Martha Christina menjadi motor penggerak ekonomi di kawasan Blok M.

Meningkatnya pengunjung Taman Literasi, sejalan dengan pengembangan kawasan tematik yang berada di lima stasiun, yakni Stasiun Istora Senayan, Lebak Bulus, Dukuh Atas, Blok M dan Fatmawati. 

"Taman Literasi Martha Christina, kami jaga keseimbangan modern tenant dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang di sana. Sehingga menghasilkan perputaran uang yang besar, karena sering dibuat pertunjukan budaya dan mini concert para artis,” ucapnya.

Baca Juga: PT MRT Lanjutkan Pembangunan TOD Meski Ibu Kota Pindah ke IKN  

3. Peputaran uang dari bisnis food and beverage di Taman Literasi Martha

Berkat TOD MRT, Kualitas Hidup dan Produktivitas Pekerja MeningkatTaman Literasi Martha Christina Tiahahu (instagram.com/ilhamyap)

Lebih lanjut, Roestam menjelaskan, beberapa dampak positif dari pengembangan Taman Literasi Martha Christina, telah dirasakan tenant coffe shop karena meningkatnya pesanan kopi dari tenan tersebut.

Dalam sehari, tenant tersebut menyiapkan 220 gelas kopi, dan saat akhir pekan meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni 500 gelas kopi.

Peningkatan order ini, merupakan dampak dari makin banyaknya masyarakat yang menjadikan Taman Literasi menjadi sarana titik berkumpul baru. 

"Angka itu bahkan melebihi jumlah cup minuman yang dijual di Mal Blok M, dan Blok M Plaza. Ini tunjukan putaran yang luar biasa, jika satu gelas kopi harganya Rp40 ribu, kita bisa hitung pajak restoannya dan kontribusi dari tempat ini," ungkapnya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya