BI Prediksi Transaksi Uang Elektronik Tembus Rp495 Triliun 

Indonesia cepat dalam akselerasi ekonomi keuangan digital

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memprediksi transaksi uang elektronik di Indonesia bisa melesat hingga Rp495 triliun di 2023. Angka proyeksi ini meningkat 23,87 persen dibandingkan realisasi transaksi uang elektronik tahun lalu yang tembus Rp399,6 triliun.

"Indonesia menjadi salah satu negara yang paling cepat akselerasi ekonomi keuangan digital. Kalau dulu bayar harus lewat perbankan, sekarang kita bisa lakukan transaksi ekonomi keuangan digital di mana saja dan kapan saja," ungkapnya dalam Pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2023, Senin (8/5).

Baca Juga: Uang Elektronik Jadi Bestie-nya Gen Z, Cek 5 Penyebabnya Yuk! 

1. Elektronifikasi transaksi pemerintah pusat dan daerah dukung akuntabilitas

BI Prediksi Transaksi Uang Elektronik Tembus Rp495 Triliun Ilustrasi Pembayaran (IDN Times/Arief Rahmat)

Ia menjelaskan elektronifikasi transaksi pemerintah pusat dan daerah terus berjalan. Hal itu diharapkan dapat mendukung akuntabilitas keuangan daerah.

Salah satu manfaat percepatan dan perluasan digitalisasi di daerah yakni mendukung tata kelola keuangan, melalui elektronifikasi transaksi belanja dan pendapatan. Manfaat lainnya, untuk pembayaran di masyarakat secara nontunai yang berbasis digital.

Dalam hal ini, kata dia, BI sebagai otoritas pembayaran sekaligus sebagai satu dari delapan anggota Satgas P2DD, mendukung penuh akselerasi digitalisasi keuangan pemda.

"Di sinilah wujud nyata komitmen kita semua, termasuk dari BI sejak tahun 2019 , BI komitmen jadikan digitalisasi sistem pembayaran sebagai episentrum ekonomi keuangan digital Indonesia," ujar dia.

Baca Juga: Transaksi Online Aman dan Cerdas, Hindari Modus Kejahatan Digital

2. Transaksi e-commerce diproyeksi naik jadi Rp533 triliun

BI Prediksi Transaksi Uang Elektronik Tembus Rp495 Triliun Ilustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, Perry juga memprediksi pertumbuhan transaksi e-commerce atau perdagangan elektronik di Tanah Air dapat meningkat menjadi Rp533 triliun. Selain itu, layanan perbankan digital juga diprediksi melesat hingga Rp64 ribu triliun baik transfer maupun transaksi lainnya.

"Di sini wujud nyata komitmen BI sejak 2019, BI berkomitmen menjadikan digitalisasi sistem pembayaran menjadi episentrum ekonomi keuangan digital Indonesia," tegas dia.

Baca Juga: Jokowi Minta QRIS Antarnegara Diperkuat karena Mendesak

3. BI incar pengguna QRIS tembus 45 juta

BI Prediksi Transaksi Uang Elektronik Tembus Rp495 Triliun Ilustrasi penggunaan QRIS (IDN Times/Dokumen Qris.id)

Selain itu, dia juga memprediksi sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Indonesia bisa semakin tumbuh mencapai 45 juta pengguna. Menurut data, 89-90 persen pengguna adalah UMKM termasuk di pasar tradisional.

Selain di dalam negeri, lanjut Perry, penerapan QRIS juga dilakukan antar negara. Dengan demikian, ia berharap konektivitas pembayaran digital bisa terjadi antardaerah di Indonesia dan seluruh negara ASEAN.

"Di mulai dengan Thailand sejak Agustus 2022, dan hari ini dengan Malaysia. Setelah dengan Thailand, hari ini Indonesia dan Malaysia. Insyaallah akan kita kembangkan Indonesia Singapura dan Indonesia Filipina, dan akan terus kita kembangkan dengan seluruh ASEAN," ujarnya.

BI pun ikut mendorong persatuan sistem pembayaran digital di Indonesia dilakukan melalui Standar Nasional Open API (SNAP). Sistem ini dikonsolidasikan dengan seluruh industri pembayaran, baik perbankan, perusahaan jasa pembayaran, maupun marketplace dan e-commerce.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya