Bos BI Pede Rupiah Bakal Berotot Tahun Ini

Penguatan ditopang stabilisasi dan aliran modal asing masuk

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia memproyeksi nilai tukar rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat  didukung oleh meredanya ketidakpastian global.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan konsistensi kebijakan moneter yang ditempuhnya, berdasarkan catatan rupiah pada akhir Desember 2023 secara point to point (ptp) menguat 1,11 persen (yoy) dibandingkan akhir tahun sebelumnya.

"Penguatan rupiah lebih baik dibandingkan dengan bath Thailand dan Peso Filipina yang hanya menguat masing-masing sebesar 0,76 persen dan 0,62 persen yoy," jelasnya dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Selasa (30/1/2024). 

Baca Juga: Simak! Syarat dan Cara Menukar Uang Rupiah Rusak atau Cacat di BI

1. Rupiah ditopang kebijakan stabilisasi dan inflow

Bos BI Pede Rupiah Bakal Berotot Tahun IniIDN Times/Aditya Pratama

Penguatan ini turut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan kembali masuknya aliran portofolio asing atau inflow sejalan dengan tetap menariknya imbal hasil aset keuangan domestik dan tetap positifnya prospek ekonomi Indonesia.

"Ke depan, nilai tukar rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat didukung oleh meredanya ketidakpastian global, kecenderungan penurunan yield obligasi negara maju, dan menurunnya tekanan penguatan dolar AS," ucap Perry. 

2. Perkuat koordinasi genjot DHE

Bos BI Pede Rupiah Bakal Berotot Tahun IniPixabay.com/geralt

Di sisi lain, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.

3. Awal perdagangan rupiah menguat

Bos BI Pede Rupiah Bakal Berotot Tahun Inipixels.com/Karolina Grabowska

Nilai tukar atau kurs rupiah menguat pada pembukaan perdagangan Selasa (30/1/2024). Mata uang Garuda mengawali perdagangan di level Rp15.803 per dolar AS.

Seperti dikutip dari Bloomberg, nilai mata uang rupiah menguat 7 poin di awal sesi pagi ini, dibandingkan pada penutupan perdagangan sebelumnya di posisi di Rp15.810.

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah saat ini tengah berkonsolidasi di sekitar Rp15.800 terhadap dolar AS. Meskipun ada peluang penguatan rupiah, kemungkinannya tidak signifikan.

“Ada peluang penguatan rupiah tapi mungkin tidak besar,” kata Ariston.

Pelaku pasar tetap waspada terhadap hasil pertemuan the Fed yang dijadwalkan pada Kamis dinihari, dengan harapan pernyataannya dapat bersifat dovish atau menghilangkan kemungkinan kenaikan suku bunga tahun ini.

Selain itu, pergerakan pasar dipengaruhi oleh sedikit pelemahan indeks dolar AS pagi ini, dengan ekspektasi bahwa pernyataan the Fed dapat memiliki dampak yang lebih bersifat akomodatif terhadap kebijakan moneternya. 

Baca Juga: Punya Uang Koin 100 Rupiah Tahun 1978? Bisa Dijual Ratusan Juta loh!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya