BPS Ungkap Penyebab Impor Desember 2023 Turun 2,45 Persen  

Impor dari Australia naik secara bulanan dan tahunan

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor di Desember 2023 tercatat 19,11 miliar dolar AS atau turun 2,45 persen secara bulanan (month to month/mtm).

"Impor migas senilai 3,37 miliar dolar AS atau turun 3,33 persen (mtm) sementara impor nonmigas senilai 15,73 miliar dolar AS atau turun 2,26 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Konferensi Pers BPS, Senin (15/1/2024). 

Baca Juga: Neraca Dagang RI Surplus 36,93 Miliar Dolar AS Sepanjang 2023

1. Impor nonmigas turun secara bulanan

BPS Ungkap Penyebab Impor Desember 2023 Turun 2,45 Persen  ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih rinci, penurunan impor nonmigas secara bulanan dikarenakan peran komoditas yang pertama mesin dan perlengkapan elektronik serta bagiannya yang turun 11,42 persen. Kemudian mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya turun 6,17 persen, kendaraan dan bagiannya turun 19,08 persen. 

Sementara untuk migas terjadi peningkatan nilai impor hasil minyak, yaitu sebesar 2,44 persen, sedangkan nilai impor minyak mentah dan gas mengalami penurunan masing-masing 15,25 persen dan 11,55 persen.

2. Januari-Desember 2023 impor turun 6,55 persen

BPS Ungkap Penyebab Impor Desember 2023 Turun 2,45 Persen  ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Nilai impor secara tahunan (year on year/yoy) turun 3,81 persen, dengan rincian nilai impor migas naik 5,35 persen dan impor nonmigas juga turun 5,57 persen.

"Ini melanjutkan tren penurunan secara tahunan yang telah terjadi selama 6 bulan berturut-turut," ucap Pudji. 

Nilai impor menurut jenis penggunaan alami penurunan secara tahunan, kecuali pada impor barang konsumsi yang meningkat 13,46 persen (yoy) dikarenakan peningkatan cerelia, gandum, dan beras.

"Kemudian bahan baku penolong turun 4,43 persen (yoy), sedangkan barang modal turun hingga 9,91 persen (yoy) menjadi penurunan tertinggi," ucap Pudji.

Sementara itu, nilai impor barang konsumsi meningkat sebesar 40,1 juta dolar AS atau naik 1,99 persen (mtm), bahan baku penolong turun 135,7 juta dolar AS atau 0,97 persen (mtm) Barang modal turun 384,2 juta dolar AS atau 10,51 persen (mtm).

"Ini didorong oleh penurunan impor mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya, dan kendaraan dan bagiannya dan kendaraan udara dan bagiannya. Bahan baku penolong menyumbang setidaknya 72,15 persen (mtm) dari total impor Desember 2023," tutur Pudji. 

Dengan demikian, total impor Januari-Desember 2023 mencapai 221,89 miliar dolar AS atau turun 6,55 persen dibandingkan 2022. Rinciannya impor non migas 186,06 miliar dolar AS atau turun 5,57 persen dan impor migas capai 35,83 miliar dolar AS 

"Impor nonmigas 186,06 miliar dolar AS atau turun 5,57 persen. Sedangkan impor migas capai 35,83 miliar dolar AS atau turun 11,35 persen. Jika dilihat menurut penggunaan impor sepanjang tahun 2023, nilai impor tertinggi terjadi bahan baku penolong," tuturnya. 

Baca Juga: Neraca Dagang RI di Desember 2023 Surplus 3,31 Miliar Dolar AS  

3. Impor dari China turun 5,58 persen

BPS Ungkap Penyebab Impor Desember 2023 Turun 2,45 Persen  ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan data BPS, impor non migas dari tiga negara, pertama China nilai impor nonmigas nya capai 5,45 miliar dolar AS atau turun 4,51 persen (mtm) dengan pangsa 34,62 persen, sedangkan secara tahunan impor dari China ini turun 5,58 persen. 

"Komoditas utama mesin dan perlengkapan elektrik dan bagainnya, mesin dan perlengkapan mekanis dan bagaiannya, perabotan lampu dan penerangan. Impor non migas dari Jepang senilai 1,24 miliar dolar AS atau turun 3,12 persen (mtm) sedangkan secara tahunan juga turun 17,41 persen (yoy), rinciannya komoditas utama yakni kapal perahu dan struktur terapung,  kendaraan dan bagaiannya dan besi dan baja," imbuhnya.  

Kemudian impor nonmigas dari Australia sebesar 0,88 miliar dolar AS atau naik 23,48 persen (mtm) dengan pangsa 5,57 persen dan 1,29 persen (yoy). 

"Komoditas utama bahan bakar mineral, logam mulia, perhiasan dan permata, biji logam terak dan abu. Dari 3 negara, hanya impor dari Australia nilainya alami kenaikan bulanan dan tahunan," ungkapnya. 

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya