DPR Sebut Suku Bunga Acuan BI Memadai Jangkar Inflasi, Ini Alasannya

The Fed kembali naikkan suku bunga acuan 0,25 persen

Jakarta, IDN Times - Komisi XI menegaskan suku bunga acuan saat ini dilevel 5,75 persen masih cukup memadai untuk menjangkar ekspektasi inflasi dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) ke depan.

Sebagai informasi, Bank Sentral AS, The Fed (Federal Reserve) kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 0,25 persen atau 25 bps pada Rabu (22/3) waktu setempat.

"Saya rasa BI akan tetap mempertahankan pada level 5,75 persen. Ini seiring inflasi inti yang terus melambat menjadi 3,09 persen per Februari 2023,"ucap anggota komisi XI Puteri Komarudin kepada IDN Times, Jumat (24/3/2023).

Baca Juga: BI Diprediksi Bisa Tahan Suku Bunga 5,75 hingga Akhir 2023

1. Suku bunga BI masih kuat topang rupiah

DPR Sebut Suku Bunga Acuan BI Memadai Jangkar Inflasi, Ini AlasannyaLayar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) di level 3,5 persen (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Lebih lanjut, dari sisi neraca perdagangan yang tetap surplus 5,48 miliar dolar AS, sehingga cadangan devisa juga meningkat menjadi 140,3 miliar dolar AS. Hal tersebut yang kemudian mendorong stabilitas nilai tukar rupiah dan menekan risiko inflasi impor.

Dengan demikian, tingkat suku bunga acuan BI pun dinilai juga masih mampu menjaga nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

"Rupiah tercatat menguat 1,32 persen per 15 Maret 2023, lebih baik dibandingkan mata uang India, Thailand, dan Malaysia. Hal ini juga didorong dengan prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, surplus transaksi berjalan, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik," tegasnya.

Baca Juga: Suku Bunga The Fed Naik 0,25 Persen, Saham di Wall Street Tumbang 

2. Suku bunga acuan masih kompetitif

DPR Sebut Suku Bunga Acuan BI Memadai Jangkar Inflasi, Ini AlasannyaIlustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Puteri, suku bunga acuan BI saat ini disertai yield Surat Berharga Negara (SBN) yang masih kompetitif ini diharapkan juga terus menjaga tren aliran masuk (inflows) modal asing. Pasalnya, tercatat aliran masuk sebesar 3,0 miliar dolar AS sejak awal tahun hingga 14 Maret 2023, meskipun juga terjadi aliran keluar seiring meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Kami terus dorong BI untuk melanjutkan twist operation melalui penjualan SBN di pasar sekunder untuk tenor pendek. Supaya mampu meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN, terutama bagi masuknya investor portofolio asing yang sekaligus dapat memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah," kata dia.

Baca Juga: Pemerintah Terbitkan SBN, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp6.229 T

3. Kepemilikan asing di SBN terus meningkat

DPR Sebut Suku Bunga Acuan BI Memadai Jangkar Inflasi, Ini AlasannyaIlustrasi obligasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, nilai kepemilikan SBN oleh investor asing atau non-resident masih tercatat tinggi.

Sejak 1 Maret 2023 hingga 17 Maret 2023, kepemilikan asing di pasar SBN bertambah dari hanya Rp796,16 triliun pada awal Maret menjadi Rp 805,78 triliun. Nilai tersebut cukup signifikan bertambah dalam kurun waktu sepekan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya