Freeport Harus Bangun Smelter di Papua, Bahlil: Jangan Tipu-tipu!

IUPK Freeport bakal selesai di 2041

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan PT Freeport Indonesia (PTFI) harus membangun fasilitas pemurnian mineral atau smelter di Papua.

Pembangunan smelter merupakan salah satu syarat untuk perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK), sementara kontrak Freeport akan habis pada 2041.

"Dengan perpanjangan, untuk smelter itu satu harus ada di Papua. Ini menyangkut kedaulatan dan harga diri Papua juga, jangan kita ditipu-tipu terus," ungkapnya dalam Konferensi pers di Jakarta, Jumat (30/6/2023).

Baca Juga: Ekspor Konsentrat Freeport Bisa Picu Protes Pengusaha Nikel

1. Belum ditentukan lokasi smelter dibangun

Freeport Harus Bangun Smelter di Papua, Bahlil: Jangan Tipu-tipu!Ilustrasi kegiatan penambangan PT Freeport Indonesia (PTFI) (Dok. Freeport)

Kendati demikian, lokasi untuk pembangunan smelter di Papua belum ditentukan hingga kini karena masih dalam tahap studi kelayakan atau feasibility study (FS) .

"Soal tempatnya di mana, nanti lihat FS-nya. Ini kan belum, boleh nanti di Timika atau di Fakfak, boleh di mana saja. Tapi untuk saat ini, belum diputuskan di mana," kata dia.

Baca Juga: Smelter Freeport Gresik Ditarget Operasi Mei 2024

2. Total produksi Freeport diharapkan jadi 3 juta ton

Freeport Harus Bangun Smelter di Papua, Bahlil: Jangan Tipu-tipu!FOTO 5 - Lift ke dasar Grasberg Underground Mine, Freeport Indonesia. (IDN Times/Uni Lubis)

Saat ini, Freeport memiliki dua smelter yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Salah satu fasilitas smelter itu berkapasitas 1,3 juta ton per tahun, sedangkan satu smelter lainnya masih dalam tahap pembangunan dan ditargetkan bisa beroperasi di 2024. 

Smelter itu ditaksir memiliki kapasitas penyimpanan pengolahan konsentrat mencapai 1,7 juta ton per tahun. Artinya, pada saatnya nanti, kapasitas smelter PTFI di Gresik mampu mengolah konsentrat sebesar 3 juta ton per tahun.

"Jadi dari total produksi Freeport yang 3 juta ton tersebut, nantinya semuanya untuk menyuplai pabrik (fasilitas smelter) yang ada di Gresik," jelas Bahlil.

Sebelumnya, Bahlil menyampaikan alasan perperpanjangan IUPK Freeport adalah untuk menjaga agar produksi tambang tidak menurun, mengintat produksi konsentrat Freeport ditarget mencapai 3 juta ton per tahun.

“Konsentrat ini akan habis di 2035, itu sudah mulai menurun produksinya karena cadangannya mulai habis. Cadangan sekarang yang mereka produksi itu hasil eksplorasi tahun 90-an. Eksplorasinya itu butuh 10-15 tahun. Kalau tidak kita perpanjang sekarang, maka di 2035 itu dapat dipastikan sampai 2040 Freeport tutup,” jelas dia.

Baca Juga: Pemerintah Minta Freeport Kebut Pembangunan Smelter

3. Progres penambahan porsi kepemilikan saham pemerintah

Freeport Harus Bangun Smelter di Papua, Bahlil: Jangan Tipu-tipu!ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Selain pembangunan smelter, syarat lain untuk perpanjangan izin operasi Freeport yakni penambahan porsi kepemilikan saham pemerintah sebesar 10 persen. Nantinya, saham Freeport Indonesia yang dimiliki pemerintah menjadi 61 persen dari porsi saat ini sebesar 51 persen.

"Penambahan porsi kepemilikan saham pemerintah di Freeport masih tahap negosiasi akhir," tegas Bahlil.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya