Gejolak Harga Komoditas Masih Hantui Ekonomi Indonesia di 2024

Volatilitas harga komoditas picu lonjakan inflasi

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut gejolak harga komoditas batu bara, minyak sawit (crude palm oil/CPO) minyak dan gas bumi masih akan diwaspadai pemerintah di tahun depan.

Ia merinci beberapa jenis komoditas telah menunjukkan tren penurunan harga, seperti batu bara yang telah turun 63,8 persen (year to date), gas alam turun 32 persen(ytd) dan CPO turun 12,5 persen (ytd).

Sementara itu, harga minyak bumi jenis Brent menunjukkan kenaikan 2,2 persen.

"Komoditas jadi faktor yang kita waspadai. Harga gas turun, batu bara turun 63,8 persen. Harga minyak akhir-akhir ini meningkat, Saudi menjaga (stok minyak) di level yang cukup tinggi. CPO turun meski ada beberapa volatilitas akhir-akhir ini karena pengetatan berbagai harga pangan," tuturnya dalam konferensi pers RAPBN 2024 dan Nota Keuangan di Jakarta, Rabu (16/08/2023).

Baca Juga: Presiden Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 2024 5,2 Persen

1. Lonjakan harga minyak picu inflasi naik tinggi

Gejolak Harga Komoditas Masih Hantui Ekonomi Indonesia di 2024Ilustrasi Penurunan Harga Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia mengatakan lonjakan harga komoditas tersebut telah menyebabkan inflasi di berbagai negara. Bahkan, inflasi Amerika Serikat dan Eropa menjadi yang terburuk dalam 40 tahun terakhir, di atas 8 persen.

"Ini kemudian direspons dengan kenaikan suku bunga yang tadinya semua dekati 0 saat sebelum pandemi dan selama pandemi, sekarang melonjak lebih dari 500 bps," ucapnya.

Baca Juga: Kemenkeu Guyur Rp330 Miliar ke 33 Daerah yang Berhasil Jaga Inflasi

2. Suku bunga acuan negara maju masih tinggi

Gejolak Harga Komoditas Masih Hantui Ekonomi Indonesia di 2024ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Menkeu menegaskan tidak semua negara bisa tahan dengan gejolak suku bunga yang meningkat. "Kalau ada shock sangat tinggi akan diikuti persoalan kredit macet atau ekonomi alami krisis. Periode ini tidak mudah dengan tantangan berbeda," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan suku bunga negara maju diproyeksi masih tinggi atau higher for longer.

"Ini artinya cost of capital jadi relatif mahal makanya harus tetap jaga hati hati. Makanya respons bentuk defisit makin kecil dan primary balance mendekati balanced, menjadi salah satu respons kita ketahanan APBN atau ekonomi," tuturnya.

3. Capai pertumbuhan ekonomi konsisten di atas 5 persen bukan hal yang mudah

Gejolak Harga Komoditas Masih Hantui Ekonomi Indonesia di 2024Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia menyebut pertumbuhan ekonomi RI konsisten di atas 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut merupakan hal yang tak mudah didapat. Sebab, diraih di tengah berbagai gejolak ketidakpastian, mulai dari konflik geopilitik, pasokan global terdisurpsi.

Dia menyebut inflasi dunia melonjak tertinggi dalam 40 tahun pengetatan moneter sangat agresif dalam 40 tahun terakhir.

"Dan perang dagang melonjak dan perubahan iklim dan perubahan iklim perlambatan ekonomi. Jadi pertumbuhan ekonomi konsisten di atas 5 persen untuk 7 kuartal dalam periode yg tidak mudah di dunia jadi perlu kita akui namun enggak berarti kita ga waspada," jelasnya.

Baca Juga: BI Proyeksi Ekonomi Global Capai 2,7 Persen di 2023

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya