Hilirisasi Bauksit Diproyeksi Tambah Penerimaan Negara hingga Rp52 T

Hilirisasi untuk tingkatkan daya saing

Jakarta, IDN Times- Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut program hilirisasi bauksit berpotensi meningkatkan pendapatan nasional hingga Rp52 triliun.

"Rencana pengolahan dan pemurnian bauksit yang akan kita jalankan berpotensi meningkatkan pendapatan nasional dari Rp21 triliun menjadi Rp52 triliun," kata Airlangga, Kamis (20/7/2023).

Baca Juga: Larangan Ekspor Bauksit Diklaim Bisa Ciptakan 13 Ribu Lowongan Kerja

1. Program hilirisasi bakal terus ditingkatkan

Hilirisasi Bauksit Diproyeksi Tambah Penerimaan Negara hingga Rp52 TGroundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimetil Eter, Kab. Muara Enim pada Senin (24/1/2022). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Menurut Airlangga, Pemerintah akan terus berupaya meningkatkan hilirisasi komoditas unggulan, demi mendongkrak daya saing Indonesia.

Tak hanya bauksit, pemerintah sudah melakukan hilirisasi nikel. Pengolahan bijih nikel menjadi feronikel dan billet stainless steel berpotensi meningkatkan nilai tambah menjadi 14 sampai 19 kali lebih tinggi.

Berdasarkan data yang dimiliki Airlangga, Indonesia berada pada peringkat pertama sebagai negara pemilik cadangan nikel, yakni 21 juta metrik ton (MT). Selain itu, Indonesia berada peringkat keenam dengan cadangan bauksit sebanyak 1 miliar MT, peringkat ketujuh cadangan tembaga sebanyak 24 juta MT, dan peringkat pertama dengan cadangan timah sebanyak 0,8 juta MT.

"Oleh karena itu, pemerintah mengambil langkah meningkatkan hilirisasi komoditas unggulan, guna meningkatkan daya saing Indonesia," jelasnya.

Baca Juga: Ekspor Bauksit Dilarang, Menperin Ungkap Manfaatnya buat RI

2. Nilai ekspor komoditas naik jadi 5,2 miliar dolar AS

Hilirisasi Bauksit Diproyeksi Tambah Penerimaan Negara hingga Rp52 TIlustrasi Ekspor (IDN Times/Aditya Pratama)

Airlangga menjelaskan nilai ekspor komoditas meningkat menjadi 5,2 miliar dolar AS pada tahun lalu dibandingkan periode 2014 senilai 1 miliar dolar AS.

"Ini semua masih langkah awal. Kita perlu memperluas cakupan dan memperdalam lagi proses hilirisasi hingga sampai kepada produk yang bisa memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga dalam negeri maupun untuk memenuhi kebutuhan permintaan global yang sangat besar," imbuhnya.

Baca Juga: RI Punya Peluang Jadi Negara Maju, Zulhas Ungkap Kuncinya 

3. Pendekatan RI jadi negara maju diubah dari reformatif jadi transformatif

Hilirisasi Bauksit Diproyeksi Tambah Penerimaan Negara hingga Rp52 Tilustrasi ekonomi (IDN Times)

Oleh karena itu, pendekatan membangun masa depan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif.

Dalam aspek ekonomi, pilar transformasi setidaknya harus mencakup pembangunan infrastruktur (baik keras maupun lunak), kapasitas sumber daya manusia, riset inovasi dan pengembangan bisnis, transformasi kebijakan dan regulasi, tata kelola data dan pengamanannya, serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.

"Untuk mewujudukannya kita harus melakukan transformasi yaitu lompatan-lompatan besar, yang hanya bisa kita raih apabila kita berani, bertekad, dan berusaha keras," ucapnya. 

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya