Inflasi AS Picu Rupiah Melemah ke Level Rp15.560,5 per Dolar AS

Investor perkirakan The Fed pangkas suku bunga semester I

Jakarta, IDN Times - Pergerakan rupiah jelang akhir pekan atau Jumat (12/1/2024), terpantau lesu di level Rp15.560,5 per dolar AS. 

Laju rupiah pagi ini melemah 12 poin atau 0,08 persen dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di level Rp15.548,5 per dolar Amerika Serikat (AS).

1. Hanya rupiah, won hingga dolar Taiwan yang melemah

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah bersama dengan dua mata uang negara lainnya seperti won Korea melemah 0,11 persen, dolar Taiwan melemah 0,04 persen

Baca Juga: Naik Goceng, Cek Daftar Harga Emas Hari Ini!

2. Inflasi AS bulan Desember lebih tinggi dari perkiraan

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dolar AS yang diperdagangkan hari ini akan bergerak beragam terhadap mata uang di kawasan G10 meskipun inflasi AS masih tinggi. 

Data inflasi AS secara bulanan naik menjadi 0,3 persen month to month (mtm) di bulan Desember 2023 dibandingkan bulan sebelumnya 0,1 persen (mtm). 

"Laju inflasi umum AS  terbesar dalam tiga bulan dan lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 0,2 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi umum tercatat sebesar 3,4 persen year on year (yoy) meningkat dari level terendah dalam lima bulan sebesar 3,1 persen  (yoy) pada periode sebelumnya, karena harga energi yang turun lebih lambat," tegasnya.

Sementara itu, inflasi inti AS melambat menjadi 3,9 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu  4,0 persen (yoy). Meskipun melemah, angka tersebut turun lebih kecil dari perkiraan sebesar 3,8 persen (yoy). 

3. Investor masih ekspektasi The Fed turunkan suku bunga di Semester I

Meski inflasi AS naik, investor masih mempertahankan ekspektasi bahwa akan terjadi penurunan suku bunga acuan pada semester pertama tahun ini. 

Karena kenaikan inflasi pada Desember 2023 terutama didorong oleh komponen non-inti. Mereka hanya sedikit menurunkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga The Fed pada Maret 2024 menjadi sekitar 65 persen dari sebelumnya 70 persen. 

Dengan demikian, Josua memperkirakan penguatan dolar AS menjadi lebih terbatas, bahkan berbalik arah pada akhir sesi AS.

"Dolar AS menguat terhadap Euro, Dollar Australia, dan Franc Swiss, namun terdepresiasi terhadap Sterling dan Yen Jepang. Dollar Index ditutup melemah tipis sebesar 0,07 persen menjadi 102,29," imbuhnya 

Baca Juga: IHSG Cerah Pagi Ini, 5 Saham Menguat di Atas 10 Persen

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya