Investasi Kawasan Industi Batang Laris Manis, Fase I Tembus Rp6,82 T

Ratusan tenaga kerja terserap di KIT Batang fase 1

Jakarta, IDN Times - PT Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang atau Grand Batang City berhasil menarik investor atau tenant untuk berinvestasi di kawasan ini pasca-fase pertama dengan nilai Rp6,82 triliun.

Tenant Relations Grand Batang City, Ilham Zukhruf, mengklaim kawasan industri ini memiliki daya tarik cukup tinggi. Hal ini terbukti minat investasi yang luar biasa pada fase I dengan lahan seluas 450 Ha sudah habis terjual kepada 14 penyewa (tenant) yang mayoritas berasal dari investor luar negeri.

"Sudah ada 14 tenant dari berbagai negara di dunia. Jadi memang sudah mulai banyak sekali nih yang mau masuk kita, dan ini sangat strategis," ucap Ilham saat kunjungan ke KIT Batang, Senin (11/12/2023).

Baca Juga: Jos! Danamon Kucurkan Rp786 Miliar ke Kawasan Industri Batang

1. Sebanyak 14 tenant diproyeksi serap tenaga kerja 15.707

Investasi Kawasan Industi Batang Laris Manis, Fase I Tembus Rp6,82 TMaket Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang atau Grand Batang City. (IDN Times/Triyan)

Ilham menjelaskan, Grand Batang City merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memiliki luas lahan mencapai 4.300 Ha. Kawasan industri ini menawarkan multiakses yang terintegrasi, digitalisasi operasional kawasan, serta pengembangan kawasan yang memperhatikan lingkungan dan penghijauan.

"Selain untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional, kita juga di sini bertekad dan memiliki cita-cita yang kuat untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Batang," ungkapnya.

Bahkan, kata Ilham, dari jumlah 14 tenant diproyeksi akan mampu menyerap tenaga kerja lokal hingga 15.707 tenaga kerja.

2. Perusahaan kaca asal Korea paling besar tanam modal di Batang

Investasi Kawasan Industi Batang Laris Manis, Fase I Tembus Rp6,82 TGrand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah (Jateng). (dok. PT KITB)

Tenant dengan nilai investasi terbesar dipegang KCC Glass Corporation dengan nilai investasi mencapai Rp1,75 triliun. KCC Glass Corporation memulai konstruksi di Grand Batang City sejak Agustus 2022, dan akan beroperasi pada kuartal III-2024. Perusahaan manufaktur kaca asal Korea Selatan ini diproyeksikan mampu menyerap 450 tenaga kerja.

Tenant dengan nilai investasi jumbo berikutnya adalah Wavin Manufacturing Indonesia. Perusahaan produsen pipa asal Belanda tersebut telah menggelontorkan investasi Rp1,20 triliun di KIT Batang, dan diekspektasikan menyerap 467 tenaga kerja.

Daftar lengkap tenant yang masuk KIT Batang pada fase I sebagai berikut:

1. KCC Glass: Rp1,75 triliun
2. Wavin Manufacturing Indonesia: Rp1,20 triliun
3. RKI: Rp900 miliar
4. Yih Quan: Rp900 miliar
5. Samator Indo Gas: Rp800 miliar
6. Unipack Plasindo: Rp500 miliar
7. Cosmos Indo Ink: Rp255 miliar
8. Tawada Healthcare: Rp180 miliar
9. Interskala Medika Solusindo: Rp100 miliar
10. Interskala Medika Indonesia: Rp100 miliar
11. Window Shutter Indonesia: Rp50 miliar
12. Acindo Medika Sejahtera: Rp50 miliar
13. Jayamas Medica Industri: Rp30 miliar
14. LG Consortium: Rp -.

Baca Juga: Pabrik Kecil dari China Boleh Relokasi ke Batang, Gimana Nasib IKM RI?

3. Fase 2, investasi yang masuk capai Rp3 triliun

Investasi Kawasan Industi Batang Laris Manis, Fase I Tembus Rp6,82 TMedia Gathering Danareksa (IDN Times/Triyan)

Sementara itu, investasi asing yang masuk di KIT Batang fase 2 sudah mencapai Rp2,5 hingga Rp3 triliun. Dana segar dari investasi asing tersebut berasal dari lima perusahaan untuk penggunaan lahan seluas hampir 350 hektare. Bahkan Ilham optimistis masih banyak perusahaan yang antre dalam pipeline.

"Kalau di total mungkin Rp2,5 triliun sampai Rp3 triliun untuk tahap dua yang sudah in line. Itu total dari lima perusahaan, tapi yang di pipeline sangat banyak,” kata Ilham.

Dalam catatanya, ada dua perusahaan yang sudah masuk berinvestasi di KIT Batang fase 2 yakni, perusahaan asal China, Waxinda, yang baru saja menandatangani perjanjian pemanfaatan tanah industri (PPTI) seluas 98 Ha dengan investasi Rp1 triliun.

Selain Waxinda, ada perusahaan asal China lain yang menyatakan komitmen investasi di KIT Batang fase 2, yakni PT Xiang Jiang Group Indonesia dengan nilai investasi sekitar 40-50 juta dolar AS  atau sekitar Rp626 miliar sampai Rp783 miliar (kurs Rp15.664).

Adapun total tanah industri di kawasan KIT Batang fase 2 yang akan dijajakan kepada investor seluas 650 Ha.

"Jadi setengahnya atau 300 hekatere sudah habis dari total tanah 650 hektare," jelasnya.

Dengan demikian, Ilham mengakui masih banyak lahan yang belum terjual di fase 2. Namun, dia memastikan, pihaknya lebih mementingkan kualitas investasi daripada kuantitas, tapi ia yakin fase 2 juga akan laris manis dilirik investor. 

Menurut Chris, KIT Batang tidak menerima investasi relokasi dari daerah lain. "Kita menyeleksi siapa yang masuk harus membawa turunan. The value chain has to be there to make sure bahwa Indonesia mendapatkan yang terbaik, jangan menjadi kanibal dari industri yang ada di sini,” ujarnya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya