Investor Dipredikasi Bakal Wait and See saat Pemilu  

Investor tunggu arah kebijakan presiden baru

Jakarta, IDN Times - Senior Economist Bank DBS, Radhika Rao memproyeksi investor akan cenderung wait and see menjelang pemilihan umum (pemilu). Investor akan mencermati perkembangan stabilitas politik di Tanah Air, serta arah kebijakan dari calon presiden. 

"Sebagian besar investor lebih suka menunggu, melihat bagaimana pemilihan berlangsung, siapa kandidat yang mendaftar. Mereka ingin mendengar apa yang dikatakan para kandidat. Jadi menjelang pemilu, investasi mereka menjadi lebih banyak ditahan dan memantau perkembangan," kata Radhika dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (7/7/2023). 

Baca Juga: Jokowi Minta Investor Singapura Tak Khawatir soal Presiden RI 2024

1. Konsumsi akan terdongkrak karena pemilu

Investor Dipredikasi Bakal Wait and See saat Pemilu  Ilustrasi Pemilu. (IDN Times/Mardya Shakti)

Kendati begitu, Rao menjelaskan bahwa sisi konsumsi swasta dan pemerintah akan meningkat sejak dimulainya kampanye hingga pelaksanaan pemilu di tahun depan. Kondisi ini diharapkan akan memberikan sumbangsih yang cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi di semester II.

"Salah satu mesin pertumbuhan dari adanya pemilu yakni konsumsi yang meningkat sehingga kami harap di paruh kedua konsumsi akan lebih baik," ucapnya.

Baca Juga: Redenominasi Beperluang Diterapkan usai Pemilu? Ini Kata Ketua Banggar

2. Stabilitas politik sangat penting

Investor Dipredikasi Bakal Wait and See saat Pemilu  Head of Research DBS Group, Maynard Arif/Screnshot

Dalam kesempatan yang sama, Head of Research DBS Group Maynard Arif menjelaskan stabilitas politik di masa pemilu sangatlah penting dalam menjaga ekonomi. Terlebih, Indonesia dikenal memiliki stabilitas politik yang terjaga dalam pelaksanan pemilu sebelumnya.

Menurutnya, sentimen utama yang akan mempengaruhi sikap investor yakni program yang dicanangkan kandidat calon presiden.

"Investor asing akan melihat program-program para kandidat. Apakah ada yang berubah atau ada yang baru untuk mendukung (iklim investasi)," ucapnya.

Di sisi lain, Maynard berharap kondisi pasar saham Indonesia saat tahun politik tetap berada dalam zona positif. Mengingat dalam tiga pemilu terakhir, IHSG berada di zona positif baik sebelum dan sesudah pemilu berlangsung.

Baca Juga: Menkeu Lapor ke Jokowi, APBN Semester I Surplus Rp152,3 Triliun

3. APBN dukung penyelenggaran pemilu

Investor Dipredikasi Bakal Wait and See saat Pemilu  IDN Times/Arief Rahmat

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan APBN akan mendukung terwujudnya sistem demokrasi tersebut. Dalam hal ini, APBN mendukung penyelenggaraan pemilu.

“APBN mendukung Pemilu. Anggarannya kita sediakan memadai dan tentu tetap dengan prudent. Makanya kita selalu sampaikan, kita dukung proses Pemilu 2022, 2023, dan 2024 nanti,” ungkap Menkeu.

Dengan demikian, Menkeu berharap agar proses demokrasi ini dapat memberikan hasil yang baik bagi bangsa dan rakyat Indonesia dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Hasil pemilu yang akan membawa Indonesia menjadi maju.

“Kita berharap semuanya yang akan masuk dalam arena kompetisi politik, semuanya adalah yang akan menawarkan pada bangsa dan rakyat kita sebuah masa depan Indonesia dengan tata kelola yang baik dan dengan pilihan-pilihan kebijakan yang baik, karena ini adalah negara kita sendiri. Besar, kecil, jatuh, bangun, rusak, maju tergantung dari kita,” ujar.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya