Laju Manufaktur Maret Level 51,9, Unggul Dibanding China  

PMI Indonesia lanjutkan perbaikan 19 bulan berturut

Jakarta, IDN Times - S&P Global mencatat, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Maret 2023 berada di level 51,9. Angka ini meningkat 0,7 poin jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tercatat 51,2.

Oleh karena itu, PMI Manufaktur Indonesia melanjutkan perbaikan kondisi sektor manufaktur menjadi 19 bulan berturut-turut. Apalagi, laju pertumbuhan merupakan yang tercepat sejak bulan September lalu.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, tingkat ekspansi PMI manufaktur Indonesia sejalan dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Maret menunjukkan level ekspansi sebesar 51,87.

"PMI manufaktur dan IKI pada Maret 2023, sama-sama menunjukkan bahwa posisi ekspansi didukung oleh permintaan baru dari domestik yang meningkat. Kami optimistis, dengan akselerasi pada realisasi belanja produk dalam negeri, maka permintaan baru akan semakin meningkat pada periode selanjutnya," ucapnya dalam keterangan tertulis yang dikutip, Selasa (4/3/2023). 

Baca Juga: Kinerja Manufaktur AS Loyo, Dolar Ditekuk Rupiah Pagi Ini

1. PMI manufaktur Indonesia lampaui banyak negara

Laju Manufaktur Maret Level 51,9, Unggul Dibanding China  Foto- Dok Kemenperin.

PMI Indonesia mampu melewati PMI pusat manufaktur terbesar di dunia, yakni China 50, dan kembali lebih tinggi dari PMI ASEAN sebesar 51, Malaysia 48,8, Vietnam 47,7, Taiwan 48,6, Jepang 49,2, Korea Selatan 47,6, Inggris 48, Amerika Serikat 49,3 dan Jerman 44,4.

Tak hanya itu, peningkatan permintaan domestik juga mendorong meningkatnya output dan tenaga kerja. Ditambah lagi, kinerja vendor meningkat dan transportasi semakin baik sehingga persediaan bahan baku meningkat dan hambatan produksi berkurang.

"Hal ini akan memacu kinerja industri untuk menyelesaikan pesanan lebih cepat," tuturnya.

Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia Februari Turun Tipis Menjadi 51,2 

2. Industri tak akan naikkan harga produk

Laju Manufaktur Maret Level 51,9, Unggul Dibanding China  Ilustrasi Penurunan Harga Saham (IDN Times/Arief Rahmat)

Meskipun biaya input masih meningkat, namun industri tidak lagi meneruskan kenaikan tersebut ke harga produknya. 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekspansi PMI tidak lepas dari peningkatan kinerja internal perusahaan dan upaya pemerintah dalam menjaga pasar dalam negeri dan memperbaiki iklim usaha industri.

"Hambatan pasokan di sektor manufaktur Indonesia semakin berkurang pada Maret sehingga waktu pemenuhan pesanan semakin pendek. Hal ini didukung kinerja pemasok dan transportasi yang lebih baik," ungkapnya.

Baca Juga: Industri Manufaktur RI Ekspansif 17 Bulan Berturut-turut, Kalahkan AS!

3. Kemenperin fokus pacu produktivitas

Laju Manufaktur Maret Level 51,9, Unggul Dibanding China  Ilustrasi perusahaan garmen. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Agus juga berkomitmen untuk memacu produktivitas di sektor industri sekaligus memperkuat pasar dalam negeri, dengan mengoptimalkan penggunaan produk lokal dan subtitusi impor.

Upaya ini sesuai dengan arahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada penyelenggaraan Business Matching produk dalam negeri beberapa waktu lalu.

"Pembelian produk lokal dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung daya saing industri di tanah air,"tuturnya.

Baca Juga: Purwakarta Akan Jadi Pusat Pengembangan Manufaktur Indonesia

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya