Mayoritas Keputusan Gen Z Dipengaruhi Iklan di Media Sosial

Iklan di medsos paling banyak pengaruhi Gen Z

Jakarta, IDN Times - Iklan digital memainkan peran penting dalam pembentukan perilaku belanja Gen Z. Hal ini terungkap dalam laporan Indonesia Gen Z Report 2024.

Survei yang dirilis dalam laporan itu menemukan hasil 44 persen Gen Z mengaku cukup terpengaruh iklan. Bahkan, sebanyak 34 persen mengakui iklan mempunyai pengaruh tinggi untuk keputusan mereka.

Seperti apa kebiasan-kebiasan Gen Z terkait iklan, berikut penjelasannya!

Baca Juga: Seberapa Jauh Iklan Digital Mendikte Milenial?

1. Gen Z kebanyakan blokir iklan saat berselancar di Internet

Mayoritas Keputusan Gen Z Dipengaruhi Iklan di Media SosialLaporan Indonesia Gen Z Report 2024 Terkait Social Media Ads (IDN Research Institute)

Sebanyak 89 persen Gen Z yang disurvei dalam laporan itu mengaku secara berkala memblokir ikan selama merambah internet. mereka masih merasakan pengaruh yang substansial dari iklan media. Ini kemungkinan disebabkan sejumlah platform media sosial menawarkan iklan yang kebal terhadap sistem pemblokir iklan pihak ketiga.

Selain itu, konten kemitraan berbayar yang secara teknis tidak diklasifikasikan sebagai kontribusi iklan fenomena ini.  Bahkan, seiring berjalannya waktu, Gen Z yang membelanjakan uangnya di platform media sosial, merupakan mereka yang terpapar pada jumlah iklan yang lebih banyak.

2. Jenis iklan yang paling pengaruhi Gen Z

Mayoritas Keputusan Gen Z Dipengaruhi Iklan di Media SosialLaporan Indonesia Gen Z Report 2024 Terkait Social Media Ads (IDN Research Institute)

Berikut jenis iklan yang paling memengaruhi Gen Z:

  1. Iklan di sosial media 62 persen
  2. Iklan di Youtube 18 persen
  3. Iklan di TV 9 persen
  4. Iklan di luar lapangan atau outdoor 6 persen
  5. Iklan di majalah dan koran 2 persen
  6. Iklan oleh penerbit 2 persen.

Baca Juga: Riset Ungkap Gen Z Prioritaskan Uang untuk Beli Rumah

3. Konten di media sosial pengaruhi konsumen

Mayoritas Keputusan Gen Z Dipengaruhi Iklan di Media Sosialilustrasi social media ads (pexels.com/@mikael-blomkvist)

Hubungan parasosial dibina melalui media sosial menciptakan lingkungan, di mana individu berada lebih rentan terhadap pengaruh konten, baik itu iklan atau konten organik. 

Hal ini terjadi apabila ketika konten yang disajikan secara personal. Meski begitu, memang ada tren nyata dalam periklanan lanskap tempat iklan atau kemitraan berbayar erat menyerupai konten otentik, seperti cerita pribadi atau ulasan. 

Kaburnya garis antar iklan dan konten asli dapat menjadikannya tantangan konsumen untuk membedakan keduanya. 

Baca Juga: Seberapa Jauh Iklan Digital Mendikte Milenial?

Topik:

  • Anata Siregar
  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya