Mengekor Mata Uang Asia, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.589,5
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan, Kamis (22/2/2024), berakhir menguat pada level Rp15.589,5 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 45,50 poin atau 0,29 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya, Rabu (21/2/2024) di level Rp15.635 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Dibuka Melemah Tipis ke Level Rp15.658,5 per Dolar AS
1. Sejumlah mata uang di Asia menguat
Sejumlah mata uang di kawasan Asia menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Rinciannya, rupee India menguat 0,10 persen, dan yuan China terapresiasi 0,05 persen.
Sementara ringgit Malaysia positif 0,40 persen, bath Thailand menguat 0,33 persen, dan won Korea berada di level 0,46 persen, serta dolar Taiwan juga naik 0,07 persen.
Baca Juga: BI Siapkan Rp197,6 Triliun untuk Penukaran Uang Lebaran 2024
Editor’s picks
2. Inflasi AS diprediksi bakal turun
Analia pasar uang, Ariston Tjendra menyampaikan bahwa pergerakan rupiah yang menguat terhadap dolar AS, seiring notulen rapat Federal Reserve (the Fed) yang dirilis dini hari tadi yang menyatakan optimisme the Fed bahwa inflasi AS akan turun tahun ini.
"Selain itu, pasar juga sudah mengantisipasi sikap the Fed yang tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga acuannya yang terlihat dalam notulen," ucap Ariston.
Dengan demikian, suku bunga acuan AS kemungkinan besar akan dipangkas di semester II tahun ini.
3. Faktor domestik dorong penguatan rupiah
Faktor yang mendorong penguatan rupiah juga berasal dari optimisme Bank Indonesia (BI) terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Kemudian rendahnya inflasi dan terkendalinya nilai tukar Indonesia juga bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah," tuturnya.