Menkeu: Indonesia Punya Pertumbuhan Ekonomi Terkuat 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi 5-5,3 persen

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 akan tetap menguat di level 5-5,3 persen. Optimisme ini didukung oleh berbagai indikator ekonomi yang terus menguat.

"Kita berharap berbagai indikator yang membaik, akan bertahan di Semester II. Outlook dari pertumbuhan kita tahun ini 5,0 hingga 5,3 persen itu masih relatively bisa dijaga," ucapnya dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Senin (25/6/2023).

Kinerja ekonomi yang solid juga telah dikonfirmasi oleh sejumlah lemabaga Internasional, seperti International Monetary Fund yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 persen di tahun. Sementara Bank Dunia memperkirakan kinerja ekonomi bakal tumbuh 4,9 persen.

"Ini menggambarkan lembaga-lembaga tersebut melihat adanya lingkungan global yang mungkin akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Namun kita masih perkirakan dari sisi exercise kita masih relatif cukup robast di sekitar 5 persen," kata Sri Mulyani. 

1. Ekonomi Indonesia trennya menguat

Menkeu: Indonesia Punya Pertumbuhan Ekonomi Terkuat Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Ia tak menampik bahwa tantangan ekonomi semakin tidak mudah, seiring melambatnya perumbuhan ekonomi global. Alhasil, pemerintah akan melakukan optimalisasi dari sisi APBN untuk menahan gejolak imbas tantangan global.

"Tren pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia memang beragam, tapi Indonesia termasuk negara yang memiliki pertumbuhan terkuat dan cenderung tinggi. Kita lihat Indonesia terus menerus mempertahankan pertumbuhan di atas 5 persen dalam 6 kuartal terakhir. Negara lain merosot cukup tajam di 2023," tutur Sri.

Baca Juga: Kronologi Perseteruan Jusuf Hamka dan Stafsus Menkeu hingga Berdamai

2. Indeks keyakinan konsumen masih tinggi

Menkeu: Indonesia Punya Pertumbuhan Ekonomi Terkuat ilustrasi memberi dan menerima uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Menkeu menjelaskan, terdapat beberapa indikator ekonomi yang terus menunjukkan kinerja baik, salah satunya adalah optimisme masyarakat. Ini diukur melalui Indeks Keyakinan Kosnumen yang berada di level 128,3. Artinya konsumen memiliki keyakinan yang kuat.

Mandiri Spending Index masih berada di level sangat robust, meskipun telah terjadi koreksi, apabila dibandingkan bulan sebelumnya atau saat Lebaran

"Kemudian, kita juga melihat konsumsi semen, melonjak cukup tinggi ini ada suatu lonjakan yang mungkin karena adanya akselerasi dari kegiatan perekonomian termasuk dari belanja belanja pemerintah untuk pembangunan dan konstruksi memberikan sumbangan," tuturnya. 

3. Prospek pemulihan ekonomi global masih tertahan

Menkeu: Indonesia Punya Pertumbuhan Ekonomi Terkuat Ilustrasi Resesi (IDN Times/Arief Rahmat)

Menkeu menjelaskan, proyeksi pertumbuhan ekonomi global masih tidak pasti. Hal ini sesuai proyeksi lembaga Internasional seperti IMF, World Bank dan OECD.

"Pelemahan ini diakibatkan berbagai hal. Bank Dunia tahun ini proyeksi ekonomi global 2,1 persen, IMF 2,8 persen dan OECD 2,7 persen. Tahun depan ekonomi global, sedikit lebih membaik, namun masih banyak ketidakpastian," ujarnya. 

Kondisi pelemahan ekonomi global juga tercermin dari turunnya perdagangan Internasional, yang diproyeksi menjadi 2,4 persen atau lebih rendah dari kinerja 2022 dan 2021 masing-masing 5,1 persen dan 10,6 persen.

"Dengan melemahnya ekonomi, permintaan global menurun, maka inflasi akan menurun tapi level masih lebih tinggi dibandingkan kondisi pandemik. Ini gambarkan pergulatan kebijakan sisi makro dan moneter akan masih jadi suatu tema dominan," jelas Sri.

Adapun beberapa ketidakpastian global yang harus diwaspadai pertama eskalasi geopolitik di Ukraina dan ketegangan antara negara-negara besar di dunia.

Kedua, debt distress di banyak negara yang terjadi di developing and emerging country dan negara maju telah menghalangi pemulihan ekonomi.

"Di beberapa negara sektor keuangan alami kerapuhan. Inflasi yang tinggi dan suku bunga meningkat jadi salah satu faktor erosi pertumbuhan ekonomi negara tersebut," pungkasnya.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Buka Suara soal Korupsi Tukin di ESDM

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya