Menperin Bidik Ekspor Manufaktur Tembus 193,4 Miliar Dolar AS di 2024

Produk manufaktur perkuat posisi neraca dagang

Jakarta, IDN Times - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, membidik laju ekspor industri manufaktur Indonesia tembus 193,4 miliar dolar AS. Optimisme ini didukung oleh produk manufaktur yang konsisten menjadi kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengacu pada data ekspor industri manufaktur nasional.

Dalam catatannya, ekspor manufaktur menembus 186,98 miliar dolar AS atau menyumbang 72,24 persen dari total nilai ekspor nasional sebesar 258,82 miliar pada 2023. 

"Industri manufaktur telah terbukti konsisten menjadi kontributor yang paling besar dalam memacu kinerja ekspor nasional. Oleh karena itu, kami terus bertekad untuk meningkatkan nilai ekspor produk manufaktur, termasuk menambah diversifikasi produknya, yang tentunya mempunyai daya saing dan nilai tambah tinggi," kata Agus dalam keterangannya dikutip Sabtu (17/2/2024).

1. Produk manufaktur meroket, neraca dagang makin kokoh

Menperin Bidik Ekspor Manufaktur Tembus 193,4 Miliar Dolar AS di 2024IDN Times/Aditya Pratama

Apabila capain ekspor produk manufaktur semakin meroket, maka neraca perdagangan makin kuat, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, di tengah kondisi dunia yang sedang tidak stabil, industri Indonesia tetap agresif untuk memperluas pasar ekspornya. Ini menandakan produk manufaktur Indonesia telah berdaya saing sehingga diakui dunia. 

"Maka, perlu strategi yang adaptif, responsif, dan kolaboratif, yang dilakukan secara terintegrasi. Apalagi, untuk menggenjot ekspor ini, Bapak Presiden telah membentuk Satgas Peningkatan Ekspor," tuturnya.

Tugas Satgas tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional. Satgas ini terdiri dari Tim Pengarah yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dan terdapat Tim Pelaksana.

"Untuk tugas tim pelaksana, antara lain adalah melakukan pengembangan sumber daya dan industri ekspor termasuk peningkatan produktivitas dan daya saing, serta menetapkan strategi peningkatan peran ekspor usaha mikro, kecil, dan menengah, dengan mengintegrasikan ke dalam ekosistem penyedia ekspor nasional," ujar Agus.

Baca Juga: Ekspor Indonesia Turun Drastis, Ternyata Ini Penyebabnya!

2. Hilirisasi industri untuk capai Indonesia emas 2045

Menperin Bidik Ekspor Manufaktur Tembus 193,4 Miliar Dolar AS di 2024ilustrasi sebuah lokasi tambang.(unsplash.com/omid roshan)

Kementerian Perindustrian juga berkomitmen dalam menjalankan hilirisasi industri, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia agar menjadi produk-produk yang memiliki nilai jual yang tinggi, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor. Menurut Agus, hilirisasi industri sejalan dengan tekad pemerintah untuk melarang ekspor bahan mentah.

"Hilirisasi industri menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, yang juga sejalan dengan Visi Indonesia Emas Tahun 2045. Seperti yang Presiden Jokowi sampaikan, sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara maju, jika lainnya telah memiliki ketergantungan terhadap suatu produk yang dihasilkan oleh negara maju tersebut," ujarnya.

3. Upaya diversifikasi jenis produk ekspor Indonesia

Menperin Bidik Ekspor Manufaktur Tembus 193,4 Miliar Dolar AS di 2024Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Aditya Pratama)

Agus menegaskan, realisasi ekspor industri manufaktur selama Januari-Desember 2023 tersebut melampaui target, yang sebelumnya diproyeksi sekitar 186,40 miliar dolar AS. Kinerja ekspor tersebut berperan besar terhadap pembentukan neraca perdagangan industri manufaktur menjadi surplus sebesar 17,39 miliar dolar AS pada 2023. Ini artinya melanjutkan capaian surplus pada 2022 lalu.

Adapun lima sektor yang menjadi penyumbang paling besar terhadap capaian nilai ekspor industri manufaktur nasional sepanjang 2023

  • Industri logam dasar sebesar 42 miliar dolar AS
  • Industri makanan dan minuman 41,69 miliar dolar AS
  • industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik 18,12 miliar dolar AS
  • Industri kimia, farmasi dan obat tradisional 17,30 miliar dolar AS
  • Industri alat angkutan 13,12 miliar dolar AS

Sementara itu, apabila dilihat dari 2019-2022, terjadi tren peningkatan ekspor industri pengolahan nonmigas nasional. Pada 2019, ekspor produk manufaktur mencapai 127,38 miliar dolar AS, naik menjadi 131,09 miliar dolar AS di 2020.

Kemudian, pada 2021, naik lagi menembus 177,20 miliar dolar AS dan melonjak signifikan jadi 206,06 miliar dolar AS di 2022. Dalam meningkatkan diversifikasi produk ekspor, Kemenperin terus mendorong jenis produk ekspor yang dihasilkan dengan kompleksitas tinggi atau bernilai tambah tinggi seperti dari hasil hilirisasi nikel.

"Jenis produk baru yang diekspor dengan high complexity, sebagian besar berupa logam dasar hasil hilirisasi nikel seperti stainless steel ingot dan CRC, serta kendaraan roda dua. Selainnya merupakan produk baru dengan low complexity seperti aluminium oksida, dan turunan CPO," ujar Agus.

Baca Juga: Menperin Terus Dukung Sektor Industri Modifikasi Otomotif Indonesia

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya