Pemerintah Dorong PIS Majukan Sektor Logistik Hijau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah menyebut industri logistik di kawasan ASEAN tengah tumbuh subur. Di tengah kondisi pasar yang menjanjikan, PT Pertamina International Shipping (PIS) mengaku siap mendukung kemajuan industri logistik baik nasional maupun di ASEAN.
CEO PIS Yoki Firnandi memaparkan PIS telah mengoperasikan lebih dari 300 kapal dan berlayar di 26 rute internasional.
"PIS terus berkembang untuk menjadi perusahaan perkapalan dan logistik maritim terkemuka di Asia Tenggara. Kami juga terus berinvestasi lebih banyak dan memperluas bisnis kami di Asia, karena kami tahu masa depan dunia ada di Asia yang tengah berkembang cepat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/9/2023).
Baca Juga: Industri Logistik ASEAN Potensi Cuan, RI Siap Lebih Kompetitif
1. Peluang PIS di sektor logistik yang dukung green economy
Yoki pun mengatakan PIS sadar akan peluang besar di sektor pelayaran internasional terkait sektor logistik. "Kami menyusun strategi dan juga melakukan transformasi terutama untuk peningkatan transportasi dan logistik energi,” kata Yoki.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi Jodi menyebut PIS memiliki peluang besar dalam sektor logistik yang sesuai ekonomi hijau.
" PIS bisa mengembangkan kapal dual fuel dan bahkan angkutan carbon capture utilization and storage (CCUS)," ujarnya.
2. Dekarbonisasi sektor logistik
Jodi mengatakan industri logistik tumbuh sejalan dengan perkembangan tren bisnis berkelanjutan ramah lingkungan. Dia menyebut ekonomi hijau akan menjadi tantangan sekaligus potensi bisnis logistik dalam upaya transisi energi dalam mendukung target net zero emission 2060.
“Green economy adalah masa depan, bagaimana kita bisa menangkap peluang ini dengan mulai menyiapkan dekarbonisasi di sektor logistik dan juga bisnis energi ramah lingkungan,” kata dia.
3. E-commerce jadi tantangan
Hal berikutnya yang disebut Jodi sebagai potensi sekaligus tantangan adalah perkembangan e-commerce yang pesat bagi industri logistik. Jodi mengatakan digitalisasi dan e-commerce akan mendukung tumbuhnya pendapatan sektor perkapalan logistik.
Di sisi lain, data Asosiasi Logistik Digital Ekonomi Indonesia (ALDEI) menunjukkan 70 persen pangsa pasar logistik Indonesia dikuasai entitas asing. ALDEI menyebut ruang bagi pengusaha lokal untuk bersaing masih terbatas karena preferensi konsumen kini lebih banyak ditentukan oleh platform e-commerce.
Baca Juga: Pemerintah Ungkap Alasan Skor Indeks Kinerja Logistik Turun