Penipu Berkedok Affiliate Marak, Ini 3 Modusnya

Selalu cek dan hati-hati ya, jangan tertipu

Intinya Sih...

  • Modus penipuan affiliate menggunakan iming-iming nilai keuntungan besar dengan meminta transfer uang sebagai jaminan.
  • Pelaku penipuan memanfaatkan psikologi greed korban dan mengimbau untuk tidak mudah tergiur, hati-hati dalam membagikan data pribadi, dan cek rekening di cekrekening.id.

Jakarta, IDN Times - Modus penipuan berkedok program affiliate semakin marak terjadi saat ini. Pelaku biasanya beraksi dengan mengiming-imingi nilai keuntungan yang besar dengan meminta korban mentransfer sejumlah uang sebagai jaminan.

Menurut Asia Scam Report 2023, sebanyak 28,8 persen korban penipuan terjerat oleh besarnya nilai insentif yang ditawarkan. Sementara itu berdasarkan laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), tercatat sebanyak 1.938 konten hoaks dalam kategori penipuan yang telah berhasil teridentifikasi hingga Mei 2023.

Dilansir dari BlilBli, ada tiga modus yang kerap digunakan oleh penipu affiliate, simak yuk!

Baca Juga: Tips Menjaga Usaha Kamu dari Penipuan Online, Perlu Ekstra Hati-hati!

1. Minta lakukan pembelian atau transfer biaya administrasi sebagai jaminan

Penipu Berkedok Affiliate Marak, Ini 3 Modusnyailustrasi cek pulsa di HP (pexels.com/freestocks.org)

Modus ini cukup sering digunakan untuk mengelabui korban tipu-tipu. Biasanya korban diminta melakukan pembayaran sejumlah tahapan yang bikin ribet, termasuk melakukan transaksi berupa pembelian produk maupun mewajibkan jaminan sejumlah uang sebagai biaya administrasi.

Adapun, program affiliate terpercaya hanya memberikan komisi berdasarkan penjualan produk yang direkomendasikan. Karena itu, jika ada pungutan biaya apalagi sampai mewajibkan pembelian produk tertentu sebagai prasyarat mendapatkan komisi, maka tidak perlu ditanggapi karena sudah pasti termasuk komisi bodong.

Baca Juga: 4 Tips Mengenali Penipuan Modus Spam Call, Wajib Cek agar Terhindar!

2. Iming-iming komisi

Penipu Berkedok Affiliate Marak, Ini 3 ModusnyaIlustrasi judi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ada yang menawarkan program affiliate dengan iming-iming komisi besar? Tunggu dulu! Pelaku penipuan bisa memanfaatkan psikologi greed korban, alias perasaan tidak puas, dengan terus memberikan tugas dan menarik nilai deposit semakin besar dengan janji komisi berlipat-lipat.

Untuk menghindari kasus tipu-tipu serupa terjadi, selain diimbau tidak mudah tergiur, sebaiknya kamu juga jangan sembarangan membagikan data pribadi maupun kode One Time Password (OTP) agar tidak disalahgunakan.

Selain itu, jangan mudah tergoda untuk mengakses tautan yang diterima karena dalam beberapa kasus bisa mengarah pada situs-situs palsu yang berisiko memeras korban. Kamu bisa kunjungi cekrekening.id dari Kemkominfo untuk mengecek dugaan rekening penipuan.

3. Testimoni palsu

Penipu Berkedok Affiliate Marak, Ini 3 Modusnyailustrasi membalas chat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Waspada saat diundang ke grup media sosial, atau layanan perpesanan instan seperti WhatsApp Group, Telegram Group, dan lainnya yang mengaku komunitas resmi.

Jangan lengah apabila dihubungi seseorang yang sukarela memberikan testimoni, justru kamu perlu berpikir kritis akan kemungkinan penipuan. Untuk itu, jika sebuah tawaran affiliate terasa sulit dipercaya alias too good to be true, sebaiknya kamu segera melapor ke pihak berwenang.

Adapun proses pengaduan bisa diajukan via kanal komunikasi resmi pemilik program affiliate atau bisa juga dengan melakukan pengecekan di aduannomor.id yang merupakan situs resmi dari Kemkominfo.

Blibli pun mengimbau masyarakat budayakan melakukan pengecekan. Utamanya, jika kamu curiga sedang dijebak dalam scam penipuan, jangan sampai jadi korban, lalu baru rajin mengecek.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya