Prediksi: Pertumbuhan Ekonomi RI Semester I Capai 5,2 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran lima hingga 5,2 persen pada semester I-2023. Hal tersebut, menurut Sri Mulyani, menjadi tanda kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia konsisten.
Selama lima kuartal secara beruntun, Sri Mulyani menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu berada di atas lima persen. Itu berarti daya tahan pemulihannya yang terbilang prima.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima kuartal beruntun selalu di atas lima persen, daya tahan pemulihan cukup baik. Sampai semester I pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih di lima hingga 5,2 persen," ujar Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Senin (10/7/2023).
1. Banyak negara alami penurunan ekonomi
Sri Mulyani menyatakan banyak negara yang nasibnya lebih buruk ketimbang Indonesia. Mereka rata-rata mengalami tren penurunan di kuartal I, seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Eropa.
"Penurunan ekonomi Korea Selatan sangat tajam, karena pertumbuhannya di kuartal I hanya 0,9 persen. Inggris hampir nol persen dan Jerman sudah dua kuartal beruntun negatif. Ini situasi yang dihadapi di 2023," kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Menkeu: Indonesia Punya Pertumbuhan Ekonomi Terkuat
2. Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh permintaan
Editor’s picks
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terdongkrak dari permintaan dan produksi. Kemudian, pemulihan di segala sektor terbilang merata. Manufaktur, perdagangan, serta pertambangan, menjadi tiga sektor yang menyumbang pertumbuhan terbesar, mencapai 4,4 hingga 4,9 persen.
"Sisi permintaan konsumsi rumah tangga, masih bisa kontribusi tinggi dengan pertumbuhan 4,5 persen (YoY) di kuartal I. Konsumsi pemerintah juga berikan pertumbuhan empat persen, investasi alami pelemahan, dan tren ini harus diwaspadai," ujar Sri Mulyani.
3. Kemiskinan dan pengangguran terus turun
Kabar menggembirakan lain, tingkat kesejahteraan di Indonesia membaik. Indikatornya adalah menurunnya tingkat pengangguran.
Pun, angka kemiskinan Indonesia bisa ditekan. Rasionya kembali ke satu digit, yakni 9,57 persen. Tapi, pemerintah harus bekerja keras menekannya karena sebelum pandemik COVID-19 angka kemiskinan ada di 9,22 persen.
"Tingkat pengangguran menurun, di level 5,44 persen. Turun signfikan dibandingkan situasi 2021 yang melonjak akibat pandemik COVID-19 atau 6,26 persen. Artinya, 700 ribu orang yang sebelumnya menganggur sudah bekerja," kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Angka Pengangguran Menurun di Jawa Barat, Ini 3 Faktor Penyebabnya