Rupiah Bergejolak, Bos BI Pede Bakal Ada Penguatan di Semester II
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat di semester II-2024.
Ia tak menampik bahwa laju rupiah dalam beberapa pekan terakhir mengalami volatilitas, bahkan sempat menembus Rp15.800 per dolar Amerika Serikat.
“Rupiah memang sekarang agak naik turun. Kami yakin setidaknya di semester II akan apresiasi, mengarah kepada fundamentalnya,” ujar Perry dikutip Kamis, (1/1/2024).
Baca Juga: BI Borong SBN Rp8,8 Triliun untuk Stabilkan Rupiah
1. BI pastikan rupiah akan stabil
Di samping itu, BI akan berkomitmen untuk terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan tetap pro-stability. Sehingga, rupiah akan stabil, bahkan cenderung menguat.
“Kami akan terus pastikan rupiah stabil dan akan cenderung menguat,” jelasnya.
Optimisme tersebut, tercermin juga dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menjadi salah satu terbaik di dunia pada 2023 yakni, masih berada di kisaran 5 persen.
“Pertumbuhan ekonomi kita tahun lalu sekitar 5 persen dan inflasi juga termasuk empat terendah di negara G20 yaitu 2,61 persen,” paparnya.
2. Tetap optimistis dan waspada di 2024
Editor’s picks
Terkait proyeksi ekonomi 2024, Perry menegaskan laju ekonomi akan lebih baik dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Kemudian Inflasi terkendali 2,5 plus minus 1 persen dan pertumbuhan kredit 10-12 persen.
"(Gejolak global) masih terjadi bahkan China ekonominya melemah dan geopolitik global masih akan naik turun. Tapi tetap optimistis dan waspada 2024, Insyallah tuhan akan memberikan rahmat bagi kita semua. itu pesan pertama bersyukur, optimistis, tetap waspada," ucapnya.
3. Rupiah ditutup pada level Rp15.782,5 per Dolar AS
Pada akhir perdagangan, Rabu (31/1/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan. Tercatat, rupiah berakhir di level Rp15.782,5 per dolar AS. Berdasarkan data dari Bloomberg, mata uang Garuda mengalami pelemahan sebesar 2,50 poin atau 0,02 persen terhadap dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan bahwa bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada Rabu (31/1/2024), dan investor akan memperhatikan Ketua Dewan Gubernur bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed), Jerome Powell, untuk petunjuk mengenai kemungkinan penurunan suku bunga pada Maret.
"Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada hari Rabu,” ujar Ibrahim.
Data ekonomi AS yang solid telah mengurangi perkiraan pemangkasan suku bunga. Namun analis mencatat bahwa penurunan pertama mungkin dilakukan untuk mencegah kesenjangan inflasi dan suku bunga yang terlalu lebar, yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan lebih dari rencana awal Fed.
Imbal hasil Treasury menurun dan dolar melemah setelah Powell mengindikasikan siklus pelonggaran. Data terbaru menunjukkan peningkatan lowongan pekerjaan AS dan kepercayaan konsumen AS yang meningkat.