Rupiah Dibuka Perkasa ke Level Rp15.673,5 per Dolar AS

The Fed diprediksi pangkas suku bunganya 3 kali

Intinya Sih...

  • Rupiah menguat pada pembukaan perdagangan, Kamis (21/3/2024), mencapai Rp15.673,5 per dolar AS.
  • Proyeksi sebagian besar anggota The Fed akan terjadi penurunan suku bunga acuan tahun ini, membuat dolar AS mengalami pelemahan.
  • The Fed memberi sinyal akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali di tahun depan dengan besaran 25 basis poin setiap penurunan.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat pada pembukaan perdagangan, Kamis (21/3/2024). Mata uang Garuda mengawali perdagangan di level Rp15.673,5 per dolar AS.

Berdasarkan Bloomberg, rupiah menguat 49,50 poin atau 0,31 persen  dibandingkan penutupan Rabu (20/3/2024) di level Rp15.723 per dolar.

1. Rupiah diprediksi menguat hari ini

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan pergerakan rupiah hari ini berpotensi menguat dibandingkan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan proyeksi sebagian besar anggota The Fed, akan terjadi penurunan suku bunga acuan tahun ini. 

"Rupiah pun berpotensi menguat hari ini dengan peluang ke arah Rp15.630 per dolar AS, lalu potensi resisten di sekitar Rp15.740 per dolar AS," kata Ariston. 

Baca Juga: Ini Jenis Investasi Syariah yang Layak Dicoba Anak Muda

2. Suku bunga The Fed bakal turun jadi 4,6 persen tahun ini

Ariston menjelaskan dolar AS mengalami pelemahan terhadap mata uang negara lainnya pasca pengumuman hasil rapat moneter The Fed. Apalagi, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga tiga kali tahun ini. 

"Proyeksi ekonomi yang dirilis The Fed dini hari WIB tadi menunjukkan, sebagian besar anggota memproyeksikan penurunan suku bunga akan terjadi di tahun ini ke kisaran 4,6 dari 5,5 persen," ujar Ariston.

3. The Fed berpeluang pangkas suku bunga acuan tiga kali tahun depan

The Fed juga memberi sinyal akan menurunkan suku bunganya sebanyak tiga kali di tahun depan dengan besaran 25 basis poin setiap penurunan. Sehingga, suku bunganya akan menjadi 3,9 persen tahun depan. 

"Mendengar pernyataan Ketua Dewan Gubernur, Jerome Powell, kemungkinan besar akan dimulai di semester kedua. Hasil rapat The Fed ini yang membuat pelaku pasar semakin yakin soal penurunan suku bunga acuan mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," jelas Ariston. 

Baca Juga: Sederet Keuntungan Menabung Valas di BCA

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya