Rupiah Loyo Lagi, Dibuka pada Level Rp15.700 per Dolar AS

Rupiah melemah 8 poin

Jakarta, IDN Times - Pergerakan rupiah pada pagi ini, Kamis (29/2/2024),  terpantau makin melemah karena berada di level Rp15.700 per dolar AS. 

Berdasarkan data dari Bloomberg, tercatat nilai rupiah mengalami penurunan sebesar 8 poin atau 0,05 persen, dibandingkan penutupan pada perdagangan hari sebelumnya di level Rp15.692 per dolar AS. 

Baca Juga: Investor Tunggu Data Ekonomi AS, Rupiah Tertekan Sore Ini

1. Rupiah melemah karena faktor eksternal

Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong mengatakan, rupiah dibuka melemah, sehingga sepanjang hari ini rupiah akan berada di kisaran Rp15.650 per dolar AS dan Rp15.750 per dolar AS.

Lukman menjelaskan, pelemahan ini disebabkan faktor eksternal yakni data pertumbuhan ekonomi AS yang direvisi lebih rendah.

"Rupiah kecenderungan melemah terbatas. Dolar AS sendiri terkoreksi setelah data PDB AS semalam direvisi sedikit lebih rendah," ungkapnya.

Namun demikian, investor masih mengantisipasi data yang kuat dari inflasi PCE AS malam ini.

2. Data ekonomi AS direvisi turun

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah berpotensi mengalami penguatan sepanjang hari ini dengan berada di kisaran Rp15.650 hingga Rp15.700 per dolar AS.

"Rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS hari ini. Data PDB kuartal IV AS yang dirilis semalam yang direvisi turun dari 3,3 persen ke 3,2 persen, membantu pelemahan dolar AS," tuturnya.

3. Inflasi tinggi bakal menunda pemangkasan suku bunga The Fed

Selain itu, petinggi The Fed John Williams, memberikan pandangan peluang pemangkasan suku bunga acuan AS di semester kedua tahun ini.

"Tapi di sisi lain, pelaku pasar masih ingin melihat data indikator inflasi AS Core PCE Price Index yang akan dirilis malam ini. Data yang lebih tinggi dari ekspektasi 2,8 persen bisa mendorong penguatan dolar AS lagi," ungkapnya.

Ariston menjelaskan, inflasi yang tinggi bakal menunda pemangkasan suku bunga the Fed lebih lama lagi. Oleh karena itu, mungkin penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS tidak terlalu besar.

"Dari dalam negeri, persoalan kenaikan harga pangan bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah," ucapnya.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya