Rupiah Melemah di Level Rp15.185 per Dolar AS

Rupiah melemah 15 poin

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot melemah pada penutupan perdagangan, Senin (7/8/2023). Nilai tukar atau kurs rupiah berada di level Rp15.185 per dolar Amerika Serikat (AS).

 Berdasarkan data Bloomberg, pukul 15.25 WIB, rupiah terpantau melemah15 poin atau  0,10 persen dibandingkan penutupan perdagangan pada Jumat (4/8/2023), yang tercatat di level Rp15.170 per dolar AS. 

Baca Juga: Rupiah Perkasa Pagi Ini, Bakal Berlanjut?

1. Pesso Filipina melemah paling dalam

Dibandingkan kawasan Asia, rupiah melemah bersama mayoritas mata uang lainnya. Pesso Filipina mencatat pelemahan terdalam 0,51 persen, disusul yen Jepang yang melemah 0,39 persen. 

Yuan China melemah 0,28 persen, baht Thailand melemah 0,25 persen, dolar Singapura melemah 0,12 persen, ringgit Malaysia melemah 0,11 persen,  dolar Taiwan yang melemah 0,03 persen terhadap dolar AS.

Mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS. Won Korea menguat 0,27 persen, rupee India menguat 0,12 persen  dan dolar Hong Kong menguat 0,06 persen  terhadap dolar AS.

Baca Juga: Menanti Data Pertumbuhan Ekonomi Q2, Rupiah Menguat Tipis

2. Faktor penyebab rupiah melemah

Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan rupiah melemah. Salah satunya karena sebagian indeks saham Asia terlihat bergerak turun seperti indeks Nikkei dan Kospi. Alhasil, nilai tukar regional juga sebagian bergerak melemah terhadap dolar AS.

Selain itu, data tenaga kerja AS di akhir pekan lalu memberikan indikasi bahwa potensi kenaikan inflasi AS masih ada. Apalagi, dengan kenaikan pertumbuhan upah rata-rata per jam di AS dan tingkat pengangguran yang lebih rendah dari bulan sebelumnya.

"Ini bisa memicu Bank Sentral AS untuk mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi," ucapnya.

Di samping itu, isu perlambatan ekonomi di China juga menjadi faktor pelemah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sebab, Indonesia memiliki hubungan dagang yang besar dengan China. 

3. Hasil kinerja ekonomi kuartal II beri optimisme

Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen dalam negeri didorong oleh faktor capaian pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2023 mencapai 5,17 persen (YoY). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama 2023 yang sebesar 5,03 persen yoy.

"Optimisme pertumbuhan ekonomi tersebut tercermin dari sisi pengeluaran, di mana seluruh komponen mencatat pertumbuhan positif, termasuk belanja pemerintah yang mengalami kontraksi selama empat kuartal berturut-turut di tahun 2022," tegasnya.

Meskipun di tengah perekonomian global yang diperkirakan melambat dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan. Perekonomian Indonesia secara meyakinkan tumbuh 5,17 persen (yoy). 

Baca Juga: 6 Negara Ini Tidak Punya Mata Uang Sendiri, Transaksi Pakai Apa dong? 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya