Rupiah Melemah hingga ke Level Rp15.934 per Dolar AS

Eskalasi perang Israel-Hamas tambah kekhawatiran pasar

Jakarta, IDN Times - Laju rupiah di pasar spot terus melemah pada perdagangan hari ini, Senin (23/10/2023), bahkan rupiah ditutup di level Rp15.934 per dolar Amerika Serikat (AS).

Rupiah spot melemah 61 poin atau persen atau 0,38 persen poin dibanding penutupan pada Jumat (20/10/2023) pada level Rp15.873 per dolar AS.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Rupiah Terus Melemah Terhadap Dolar AS?

1. Rupiah melemah paling dalam dibanding Negara lain

Berdasarkan data Bloomberg, tidak hanya rupiah yang melemah terhadap dolar AS, namun sejumlah negara di kawasan ASIA.

Rinciannya ringgit Malaysia melemah 0,36 persen, yuan China melemah 0,02 persen, rupee India melemah 0,06 persen, Won Korea melemah 0,06 persen, dolar hongkong melemah 0,01 persen, yen Jepang melemah 0,02 persen.

Baca Juga: 7 Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal, Pahami Sebelum Berinvestasi!

2. Imbal hasil surat AS naik di level 4,98

Analis pasar mata uang Lukman Leong mengatakan rupiah dan mata uang Asia pada umumnya melemah terhadap dolar AS di tengah sentimen risk off di pasar oleh Imbal hasil obligasi AS yang kembali naik.

"Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan prospek suku bunga the Fed di kemudian hari," ucapnya kepada IDN Times, Senin (23/10/2023).

3. Eskalasi perang Israel-Hamas tingkatkan kekhawatiran pasar

Lukman memproyeksi rupiah masih akan tertekan terhadap dolar AS yang masih akan menguat di minggu ini. Menurutnya ada beberapa faktor yang mendorong penguatan dolar yakni invetsor mulai mengantisipasi rilis data ekonomi Amerika Serikat untuk kuartal III, serta pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell. 

"Kekhawatiran ini juga naik seiring adanya eskalasi perang Israel-Hamas yang masih menekan riskier currency seperti rupiah," jelasnya.

Sementara itu, analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah yang melemah dalam pada penutupan perdagangan hari ini disebabkan oleh faktor eksternal.  Ekspekstasi suku bunga tinggi AS bertahan lebih lama mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.

"Tingkat imbal obligasi pemerintah AS menaik dari pagi hari ini. Yield tenor 10 tahun sudah naik mendekati kisaran 5 persen sore ini," jelasnya. 

Sementara itu, ekskalasi konflik Israel Hamas juga menambah kekhawatiran pasar sehingga pelaku pasar masuk ke aset aman di dolar dan emas.

Baca Juga: Rupiah Tembus Rp15.800 Jadi Alasan BI Kerek Suku Bunga Acuan 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya